Saya kehilangan Zainuddin Mz. Saya diingatkan kepadanya oleh berita tentang muktamar partai-nya di Bali, pekan lalu. Saya termasuk penggemar siar-an dakwah di televisi. Dan saya memang penikmat Zainuddin, lebih dari, atau paling tidak setara dengan, Aa Gym sekarang ini.
Pada Zainuddin, maupun Aa, yang menonjol pertama kali adalah ciri. Ibarat pengarang, Zainuddin seorang stylist. Sementara Aa selalu seperti mengobrol dengan -teman-teman akrab, Zainuddin meluncur dengan kalem, bak perahu yang tenang, dengan nada yang tetap dan intonasi yang terjaga. Kalimat-kalimatnya terpelihara, formal, elegan, dan benar secara tata bahasa, disusun dari kata-kata sederhana, namun di sana-sini indah dan lancar bak sudah dihafalkan sebelumnya. Dengan voltase yang konstan dan disiplin yang terkendali, ia mencengkeram seluruh perhatian pendengar-sampai ketika ia tiba-tiba menjatuhkan pitch-nya dan membuat perubahan di dalam ritme. Di sini biasanya ia selipkan pertanyaan khas (yang sekarang ini pun masih dijadikan lelucon di salah satu iklan di televisi): "Betul?... Betul?..."
for more info
http://www.infosindo.com/index.php?o...ional&Itemid=3