|
Go to Page... |
Post Reply |
Tweet | Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]()
[/spoiler] Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for Warning!!!!:
metode dalam artikel bukanlah HOAX Di Era informasi ini mutlak diperlukan sumber daya yang mampu mengikuti berbagai perubahan. Hal mana secara alamiah perubahan itu akan selalu terjadi. Tidak mengherankan bila orang bijak berkata hanya satu yang tetap didunia ini, yaitu terjadinya perubahan. Dampak dari perubahan itu adalah terjadinya rotasi kehidupan. Hal mana yang bisa terjadi orang Berjaya menjadi orang yang paling banyak ditimpa kemalangan seiring dengan berjalannya waktu atau sebaliknya. bisakah manusia tetap dalam eksistensinya ketika terjadi perubahan? Sangat yakin saya menjawab, bisa selama manusia itu bisa mengikuti perubahan yang terjadi. Apalagi ketika manusia tersebut bisa menjadi orang yang membuat perubahan, bukan tidak mungkin secara historis eksistensi manusia akan kekal. bagaimanakah cara membuat perubahan hingga mencapai kekekalan eksistensi secara historis (baca:hidup kekal)? Lakukan perubahan dimulai dari diri sendiri dengan disertai data yang tersurat bukan hanya tersirat. Apalagi hal tersebut juga dibarengi otentitas kita sebagai seorang individu yang unik. Hal mana Otentitas mutlak diperlukan karena dari sinilah kita akan mulai dipandang sebagai seorang dengan ciri yang khas. Dikenal sebagai Seseorang yang mempunyai teori yang berbeda. Seseorang yang mempunyai paradigma yang berbeda dengan yang sudah ada. Sebagai seorang pencetus alias yang pertama kali dalam suatu hal bukan dipandang sebagai seorang plagiat. Karena berawal dari dikenal sebagai pencetus alias pertama kali dalam suatu hal, memungkinkan eksistensi kita kekal secara historis. Sebagai contoh, sampai sekarang, eksistensi orang yang pertama kali mendaratkan kakinya di Bulan lebih terasa ada dan kekal walaupun pada kenyataannya ada orang kedua, ketiga dan seterusnya yang melakukan itu. apakah langkah konkretnya dalam kehidupan sehari-hari agar kita mulai bisa memunculkan otentitas diri sehingga secara almiah dipandang sebagai individu yang pencetus dan pertama kali melakukan sesuatu sehingga dipandang sebagai seseorang yang mempunyai energi untuk merubah sesuatu yang akhirnya bisa mencapai kekekalan eksistensi secara historis? Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for Penasaran??:
Berbudaya Membaca dan Menulis Sengaja saya mengkhususkan kalimat ini hanya dalam 1 paragraf. Karena secara mendalam saya merenung, bahwa hal inilah cara yang paling kongkret untuk memperkekal eksistensi manusia secara historis. Cara ini pula yang sudah terbukti lebih dari ribuan tahun dapat memperkekal eksistensi manusia secara historis. Karena pada hakekatnya orang yang kekal secara historis, telah berbudaya membaca dan menulis dengan ditunjang otentitas diri. Berikut rincian dari kata terakhir yang saya cetak tebal dan bergaris bawah. Bila dilihat dari fungsinya saya mendefinisikan bahwa : Membaca adalah suatu kegiatan untuk mendapatkan suatu informasi dari tulisan. Tulisan adalah segala sesuatu yang dapat menghadirkan informasi. Baik berupa simbol matematika, sekumpulan huruf yang tersusun padu sehingga menghadirkan informasi, maupun segala benda yang ada disekeliling kita yang mampu menghadirkan informasi. Sedangkan menulis merupakan kegiatan menghasilkan tulisan alias menghadirkan informasi. Oleh karenanya bila ditinjau dari fungsinya (menghadirkan informasi) bisa dikatakan bahwa segala sesuatu yang bisa menghadirkan informasi adalah tulisan. Lukisan dengan segala keindahan dan keberagamannya merupakan sebuah tulisan seorang pelukis. Dari itu, jadilah seorang Leonardo Da Vinci yang berbudaya membaca keadaan baik keadaan dahulu, saat itu maupun keadaan masa depan dan menuliskannya dalam media lukisan yang otentik menjadikannya kekal secara historis. Tulisannya yang berupa Lukisan Monalisa itu, dari dulu hingga sekarang, diberbagai lapisan masyarakat dunia, membaca dan mencoba menafsirkan arti/informasi yang terkandung didalamnya layaknya sebuah buku yang berisi informasi berharga. Begitu juga tokoh lainnya yang mau berbudaya membaca kemudian menuliskannya dengan cara yang mereka bisa. Ada yang melakukannya melalui film, lagu, patung, buku dan lain sebagainya. Tentunya disertai dengan otentitas diri sebagai pribadi yang unik. Sudah cukupkah itu sebagai bekal agar tercapai kekekalan eksistensi secara historis? Lanjut ke bawah.... Terkait:
|
Sponsored Links | |
Space available |
Post Reply |
|