Seketika aku jadi ingat saat aku kost di Bandung. Sebuah daerah pemukiman padat penduduk dgn gang berseliweran. Pemukiman yg terdiri dr berbagai suku bangsa dan beranekaragam jajanan keliling. Padahal ketika akan balik kembali kesana, keluarga yg mengantar sampai ke ambang pintu bandara pasti akan kecewa kalo mereka tau putra daerah kebanggaannya hrs tinggal dlm kandang ayam selama di perantauan. Memang terlalu kejam menyamakan daerah kosan itu dgn kandang ayam. Krn ayam-ayam yg berkeliaran pun merasa gengsi masuk ke dalam halaman rumah itu. Hanya ayam yg sudah tdk punya harga diri lg lah yg nekad masuk ke halaman tersebut.
Dibalik sebuah keburukan, terselip 1 kelebihan. (INGAT, hanya 1 kelebihan): Tempat kost itu tdk ditunggui pemiliknya (Pak Atang Suratang). Pemiliknya berada di Sumedang. Jarak tempuh Sumedang-Bandung, dpt ditempuh selama bertahun-tahun lamanya (jika ditempuh dgn naik sepeda kondisi ban bocor dan rantai putus). Pemilik kost hanya dtg sebulan sekali utk menagih uang kost. Selain dari itu, dia jg dtg sekalian memastikan rumah sewanya msh mampu bertahan sampai esok hari. Itulah alasannya setiap bangun pagi, penghuni kost lgsg memanjatkan doa dan berucap syukur begitu sadar tdk sedang berada dlm reruntuhan bangunan dan dikelilingi byk reporter dr berbagai stasiun televisi. Termasuk aku, yg selalu setia bangun subuh (walau yg bangun hanya dibagian tubuh tertentu saja).
Para penghuni kost-an, tdk pernah bertemu jam 6 pagi ke jam 10 siang dlm keadaan mata berbinar. Kecuali satu makhluk bernama Moris. Dlm keadaan apapun, tdr jam brp pun, dia akan selalu bangun jam 7 (malam). Setiap ada pertanyaan disela-sela perbincangan knp selalu kesiangan, hanya jawaban inilah yg akan berkibar: darimana kita bisa tau sudah siang apa belum, sementara mata kita msh terpejam. Pepatah Cina "rejeki dtg bersama matahari pagi" mereka mentahkan krn mereka bkn org cina, tp mereka terdiri dr berbagai macam suku. Lalu mereka membuat pepatah sendiri "rejeki dtg bersama gendutnya saldo di ATM".
Sementara janji utk nge-cat tembok kost-an yg mulai memudar hanyalah kata-kata penghibur utk menenangkan penghuni utk tetap tinggal (walau hanya sejenak) tp msh ada satu atau dua penghuni yg selalu berusaha sembunyi tiap awal tanggal, setelah mengetahui pemilik kost akan segera terbit dengan senyumnya yg angker dan menghanyutkan. Kisah ini adalah kisah nyata kawan-kawan. Saya yg mengalaminya ketika ngekos di Jln. Ciumbuleuit No 79A, Bandung. Klo ceritanya sedikit nanggung, silahkan kalian karang sendiri, hihihi
Oke everybaby sadayana buat agan agan yg ganteng ganteng dan cantik cantik, saya masih newbi. Jgn di

. Mohon

bareng segelas dua gelas, oke