Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > DISKUSI > Lounge

Lounge Berita atau artikel yang unik, aneh, dan menambah wawasan semuanya ada disini dan bisa dishare disini.

Reply
 
Thread Tools
  #1  
Old 27th May 2012
rajamacan's Avatar
rajamacan rajamacan is offline
Ceriwis Lover
 
Join Date: May 2012
Posts: 1,967
Rep Power: 16
rajamacan mempunyai hidup yang Normal
Default Data Satelit Cuaca = Sebelum Jatuh, "Sukhoi Dikepung Awan Tebal 37 Ribu Kaki "

MALAM AGAN-AGAN

ANE CUMA SHARE INFO AJA NIH TENTANG PESAWAT SUKHOI

[/quote]
Quote:





JIKA BERKENAN TOLONG DONK DI asal Jangan Di







Quote:











[quote]





Jakarta Sebelum hilang kontak, pilot pesawat Sukhoi Superjet 100 sempat minta izin turun ke 6.000 kaki dari ketinggian 10.000 kaki. Mengapa permintaan itu muncul masih belum terkuak. Yang jelas, data satelit menunjukkan saat peristiwa itu ada awan setinggi 37 ribu kaki.



"Data Multifunctional Transport Satellites (MTSAT) menunjukkan sekitar waktu kejadian, awan di sekitar Gunung Salak tampak sangat rapat dengan liputan awan lebih dari 70 persen," ujar Profesor Riset Astronomi Astrofisika Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Thomas Djamaluddin, Jumat (11/5/2012).



Analisis indeks konveksi menggambarkan ketinggian awan juga menunjukkan adanya awan jenis Cb alias Cumulo Nimbus yang menjulang tinggi sampai sekitar 37.000 kaki atau 11,1 km. "Data satelit itu memberi gambaran bahwa saat kejadian, pesawat dikepung awan tebal yang menjulang tinggi," sambung Djamaluddin.



Jika dilogikakan dengan sederhana, maka pilot akan berupaya mencari jalan keluar dari kepungan awan itu dengan cara teraman. Kemungkinan pilot berpikir dari jarak 10.00 kaki harus terbang melebihi 37 ribu kaki mungkin terlalu tinggi. Karena itu pilihannya terbang ke kanan, kiri, atau ke bawah.



"Pilihan minta izin menurunkan ke 6.000 kaki, mungkin juga didasarkan pertimbangan ada sedikit celah yang terlihat di bawah, tetapi terlambat memperhitungkan risiko yang lebih fatal dengan topografi yang bergunung-gunung," papar alumnus Universitas Kyoto, Jepang, ini.



Djamaluddin menegaskan apa yang dia sampaikan hanyalah analisa berdasarkan sata satelit cuaca. Dia berharap analisa ini bisa memberi jawaban sementara atas spekulasi yang tidak berdasar. Sebab ada kalangan yang menghubungkan kecelakaan pesawat ini dengan sesuatu tanpa dasar.



"Analisis komprehensif tentang faktor lainnya tentu kita nantikan dari analisis rekamanan penerbangan oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), walau tentu saja faktor cuaca tetap tak dapat dikesampingkan," terang Djamaluddin.



Sementara itu Humas LAPAN Elly Kuntjahyowati dalam rilisnya kepada detikcom, mengatakan hasil pantauan satelit MTSAT menujukkan Gunung Salak sedang tertutup awan hingga mencapai 100 persen saat kecelakaan terjadi. Indeks konveksi menunjukkan nilai berkisar 30, yang berarti lokasi tersebut kemungkinan besar sedang terjadi hujan.





Sumber=Klik aja.





Reply With Quote
Reply


Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 07:18 PM.


no new posts