[belanjayuk]

Sumber; www.mizan.com



Bagi Anda yang mungkin sudah muak dengan kemacetan, tak ada salahnya memahami persoalan jalanan itu dengan sudut pandang turis. Bagi sebagian wisatawan, kota-kota paling macet di dunia bisa jadi justru merupakan eksotisme yang menarik. Mereka bagai melihat parade taksi, becak, riksaw, bus, sepeda, delman, bahkan --di Bangkok misalnya-- gajah! Semua itu bisa menjadi bagian indah dari perjalanan wisata.



Berikut kota-kota yang masuk dalam daftar "Kota Paling Macet di Dunia" menurut Majalah Travel + Leasure:



Mexico City. 8192 responden yang disurvei IBM menempatkan Mexico City di peringkat 99 dari 199 kota termacet di dunia. Mulai terkenal sejak jadi tuan rumah Olimpiade 1968, jumlah penduduk kota ini melonjak dari 5 juta menjadi 22 juta jiwa. Sistem transportasi kereta api bawah tanah di Mexico City mengangkut lima juta penumpang per hari.



New York City. Anda bisa terjebak macet di New York pada jam 4 dini hari, jadi bisa Anda bayangkan keadaan kota itu saat jam sibuk. Empat dari lima jalur paling macet di Amerika Serikat berlokasi di New York.



Brussels. Banyak orang menduga, kota paling macet di Eropa adalah Roma. Sebenarnya, Brussels yang pantas mendapatkan predikat itu. Menurut pantauan satelit perusahaan GPS TomTom, sekitar dua juta penduduk pulang-pergi setiap hari dari kawasan urban menuju pusat kota Brussels. Akibatnya, ibukota Belgia ini menempati urutan teratas dari 39 kota paling macet di Eropa, sedangkan Roma berada di peringkat 14.



Bangkok. Di ibukota Thailand ini, kemacetan bisa terjadi kapan saja sepanjang hari. Hujan sering memperburuk keadaan karena menyebabkan banjir. Pada saat seperti itu, Bangkok yang jalanannya semula adalah kanal2 air mendapatkan julukan lamanya: Venice of the East. Untungnya, belakangan, transportasi kereta api cukup mengurangi kemacetan Bangkok. Selain itu, pemerintah juga memberlakukan pajak 100-300% bagi mobil baru.



Johannesburg. Lalu lintas yang tersendat-sendat menjadi sumber frustrasi para pengguna jalan di kota Afrika Selatan ini --setidaknya itulah yang disampaikan 43% responden IBM. Jumlah penduduk yang meningkat dua kali lipat hingga 14 juta dari semula 7 juta dalam 4 tahun, menjadikan Johannesburg makin tenggelam dalam kemacetan.



Nah, masih banyak lagi kota-kota yang ternyata menjadi ajang atraksi eksotisme kemacetan. Sebut saja Moskow, New Delhi, Los Angeles, Sao Paulo, Chicago, dll. Jakarta, tentu saja, termasuk di dalamnya. Mengenai ibukota tercinta ini, Michael Mandaville dari UCLA mencatat, kebijakan sepeda motor yang semula diharapkan membuat mobilitas jalanan lebih baik ternyata menimbulkan elemen-elemen kemacetan yang sulit diprediksi.



Yang pasti, Jakarta tidak sendiri, dan Anda bukan warga kota paling malang sedunia. Sebab, separah apa pun kemacetan yang pernah Anda alami, bersyukurlah Anda tidak terjebak dalam kemacetan paling parah yang tercatat dalam Guinness World Records: kemacetan antara Lyon-Paris pada 1980, yang merentang sepanjang hampir sepanjang 175 km!



o