Bing Slamet (lahir di Cilegon, Banten, 27 September 1927 � meninggal di Jakarta, 17 September 1974 pada umur 46 tahun) yg dilahirkan dgn nama Ahmad Syech Albar adalah salah satu maestro lawak Indonesia pada masanya bersama Kwartet Jaya, grup yg terdiri dari Bing Slamet, Ateng, Iskak dan Eddy Sud. Namanya sebenarnya pertama kali berkibar ketika bergabung dgn grup musik Eka Sapta yg dimulai pada tahun 1963, bersama beberapa nama terkenal seperti Yamin Wijaya, Ireng Maulana, Itje Kumaunang, Benny Mustapha dan Idris Sardi. Selain itu dia juga banyak bermain dalam film-film komedi pada era tahun 1960-an dan 1970-an.
Untuk mengenangnya Titiek Puspa menciptakan lagu yg berjudul Bing.
Quote:
Quote:
Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for Awal Karir:
Spoiler for open this:
Quote:
Awal Karier
Ayahnya seorang mantri pasar bernama Rintrik Achmad. Bing Slamet seolah dilahirkan sebagai penghibur yg bertugas mengibur siapa saja. Bahagia dan gelak tawa kelak merupakan jasa yg ditampilkan Bing dalam kesempatan apa saja termasuk menghibur para pejuang dgn berkeliling Indonesia antara kurun waktu 1942-1945. Di balik corong mikrophone radio, Bing bahkan tampil sebagai agitator yg menyemangati pejuang menghalau kaum penjajah.
Sejak tahun 1939 dalam usia 12 tahun, Bing Slamet telah ikut mendukung Orkes Terang Bulan yg dipimpin Husin Kasimun. Bakat seninya yg luarbiasa mulai terlihat di sini. Setahun menjelang proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, Bing ikut bergabung dgn kelompok teater Pantja Warna.
Tampaknya, seni merupakan dunia yg dipeluk Bing Slamet. Ia bahkan menampik keinginan orang tuanya yg mendamba sang putera tercinta untuk menjadi dokter maupun insinyur. Walau sempat mengenyam bangku HIS Pasundan, HIS Tirtayasa, Sjugakko, dan STM Pertambangan. Pilihan Bing bulat: mengabdi untuk seni.
Bing Slamet lalu bergabung pula pada Divisi I Brawijaya sebagai Barisan Penghibur. Di sini, kemampuannya bermusik dan melawak mulai terasah. Seolah tanpa pamrih, Bing lalu bersedia ditempatkan di kota mana saja. Bing yg mulai masuk Radio Republik Indonesia (RRI) kemudian ditempatkan di Yogyakarta dan Malang. Ia pun sempat bergabung di Radio Perjuangan Jawa Barat.
Pada tahun 1949, untuk pertama kali suara baritone Bing Slamet menghiasi soundtrack film Menanti Kasih yg dibesut Mohammad Said dgn bintang A. Hamid Arief dan Nila Djuwita.
Kariernya di bidang tarik suara sebetulnya terlecut ketika memasuki dunia radio. Di RRI, Bing Slamet banyak menyerap ilmu dan pengalaman dari pemusik Iskandar dan pemusik keroncong tenar, M Sagi, serta sahabat-sahabat musikal lainnya seperti Sjaifoel Bachrie, Soetedjo, dan Ismail Marzuki. Dan, yg banyak memengaruhinya adalah penyanyi Sam Saimun yg dikenalnya sejak bertugas di Yogyakarta pada tahun 1944. Bagi Bing, Sam Saimun adalah tokoh penyanyi panutannya. Tak sedikit yg menyebut timbre vokal Bing sangat mirip dgn Sam Saimun.
Quote:
Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for main film dan rekaman:
Spoiler for open this:
Quote:
Main film & Rekaman
Pada tahun 1950, Bing mulai menjejakkan kaki di dunia sinema sebagai aktor. Antara tahun 1950 sampai 1952, Bing Slamet aktif pada Dinas Angkatan Laut Surabaya dan Jakarta. Pada tahun 1952 saat Bing ditempatkan lagi di Jakarta, dia bergabung di RRI Jakarta dan mulai aktif mengisi acara bersama Adi Karso. Bakat dan kemapuan musiknya mulai memuncak saat bergabung di RRI hingga tahun 1962.
Pada tahun 1955, Bing Slamet mulai menoreh prestasi dgn menjadi juara Bintang Radio untuk jenis Hiburan. Piringan Hitam Bing pun mulai dirilis pada label Gembira Record dan Irama Record. Ia terampil menyanyikan langgam keroncong hingga pop dan jazz. Selain menyanyi, Bing pun memainkan gitar sekaligus menulis lagu. Salah satu tembang pertama yg ditulisnya bersama gitaris jazz, Dick Abell, adalah 'Cemas' .
Lalu, bermunculanlah lagu-lagu karya Bing Slamet lainnya, semisal 'Hanya Semalam', 'Risau', 'Padamu', 'Murai Kasih', hingga 'Belaian Sayang'. Lagu yg disebut terakhir dianggap sukses di mata khalayak. Bing Slamet bisa menyanyikan dgn fasih lagu berbahasa Minang 'Sansaro',dgn luwes Bing menyanyikan lagu 'Selayang Pandang' dari ranah Melayu. Bing adalah penyanyi serba bisa yg memiliki fleksibiltas tak tertandingi.
Rekaman rekaman single Bing Slamet di era 50-an diiringi oleh Orkes Keroncong M Sagi dan Irama Quartet yg didukung Nick Mamahit (piano), Dick Abell (gitar), Max Van Dalm (drum), dan Van Der Capellen (bas). Bing Slamet pun membangun sebuah kelompok musik yg diberi nama Mambetarumpajo, merupakan akronim dari Mambo, Beguine, Tango, Rhumba, Passo Double, dan Joged, yg saat itu adalah jenis musik untuk mengiringi dansa.
Bing Slamet hebatnya mampu membagi konsentrasi antara bermain musik, menyanyi, bikin lagu, melawak, dan main film layar lebar. Setidaknya ada 20 film layar lebar yg dibintanginya, mulai dari era film hitam putih hingga berwarna. Bing pun tercatat beberapa kali membentuk grup lawak antara era 50-an hingga 70-an di antaranya Trio Los Gilos, Trio SAE, EBI, dan yg paling lama bertahan adalah Kwartet Jaya bersama Ateng, Iskak, dan Eddy Soed.
Quote:
Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for kehidupan pribadi:
Spoiler for open this:
Quote:
Kehidupan Pribadi
Sampul muka majalah Tempo pada akhir 1974 yg turut berduka atas meninggalnya Bing Slamet
Makam Bing Slamet di TPU Karet Bivak, Jakarta
Bing menikah dgn Ratna Komala Furi dan dikaruniai delapan anak yaitu :
- Lukman Syah
- Hilman Syah, ayah dari Ayudhia Bing Slamet
- Firman Syah
- Iman Syah
- Ratna Lusiana atau Uci Bing Slamet
- Iwan Syah
- Ferdinand Syah atau Adi Bing Slamet
- Ratna Fairuz atau Iyut Bing Slamet
Quote:
Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for diskografi:
Spoiler for open this:
Quote:
Diskografi
Album solo
-Menanti Kasih (Lokananta)
-Nurlaila (Irama Records)
-Puspa Ragam Lagu Indonesia No 49 'Seruan Gembala' (Irama -IRA 65)
-Puspa Ragam Lagu Indonesia No 50 'Aju Kesuma' (Irama -IRA 66)
-Kr Moritsu - Bing Slamet dan Orkes Kerontjong M Sagi (Irama - IRK 125-1)