Liverpool dan Chelsea, Jawara eropa yang inkonsisten di liga domestik
Terlepas dari hebohnya manchester city menjadi juara liga inggris, ada fenomena lain yang terjadi di liga inggris bahkan di sepakbola eropa.
Chelsea untuk pertama kali menjadi juara Liga Champions. Chelsea berhasil mendapatkan trofi idaman Roman Abramovich. Menariknya Chelsea musim ini tampil inkonsisten di liga inggris sehingga harus puas berada di posisi ke-6. Kejadian yang sama pernah terjadi pada musim 2005/2006 yang pada saat itu Liverpool berhasil menjadi juara setelah mengalahkan Milan secara luar biasa. Liverpool sendiri gagal lolos ke eropa setelah semusim tampil carut marut dan harus berada di papan tengah. Liverpool akhirnya melayangkan permohonan tampil di Liga Champion kepada UEFA dan UEFA mengabulkan sebagai keringanan.
Fenomena ini membuat inggris menjadi liga yang menyumbang 2 juara liga champions yang gagal menempati posisi 4 besar(lolos liga champions)
Jika pada tahun 2006 Liverpool diberi keringanan untuk ikut playoff liga champions dan Everton yang pada saat itu berada di posisi 4 juga lolos playoff liga champion, Tahun ini, Tottenham harus gigit jari. Tottenham memang berhasil finish di posisi 4 besar, namun sesuai peraturan baru, Chelsea berhak lolos ke liga champion karena menjuarai Liga Champion sedangkan Tottenham hotspur harus turun kasta ke Liga Europa.
Dua tim ini menunjukkan bahwa juara liga champions pun bisa kesulitan berlaga di liga inggris. duo manchester yang menjadi juara dan runner up liga champion musim ini saja beberapa kali takluk dihadapan tim menengah ke bawah. Manchester City bahkan harus lebih dahulu tertinggal 2-1 atas QPR sebelum bisa membalikkan keadaan 3-2 di injury time dan menjadi juara.
Sebagai Informasi, Selama 8 tahun terakhir hanya pada 2009/2010 inggris tidak menyumbangkan peserta final liga champions. Dan dari 7 final, 3 tim berbeda menjadi juara yaitu Liverpool(2005/2006), Manchester United(2007/2008), dan Chelsea (2011/2012)
|