Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > DISKUSI > Lounge

Lounge Berita atau artikel yang unik, aneh, dan menambah wawasan semuanya ada disini dan bisa dishare disini.

Reply
 
Thread Tools
  #1  
Old 28th May 2012
kripix's Avatar
kripix kripix is offline
Ceriwiser
 
Join Date: May 2012
Posts: 715
Rep Power: 14
kripix mempunyai hidup yang Normal
Default Menjelajah maroko, negeri matahari terbenam nan menawan








[/spoiler]
Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for Mohon:










Spoiler for open this:




[/quote]
Quote:











Quote:
Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for Map Negara Maroko:















Spoiler for open this:
Quote:





Quote:







Gare du Marrakech (Stasiun Kereta Api Marrakesh)





Coba tebak! Di manakah letak Maroko? Di Afrika atau Timur Tengah? Selama ini orang sering salah mengira kalau Maroko merupakan negara yang terletak di Arab (Timur Tengah). Padahal Maroko berada di Benua Hitam, Afrika. Negera yang memiliki nama Arab �Maghribi� (artinya negeri matahari terbenam) ini, terletak di Afrika Utara, tak jauh dari Benua Eropa (Spanyol). Dengan Spanyol, negara ini hanya dipisahkan oleh Selat Gibraltar. Meski berada di Benua Afrika, Maroko tidak seperti kebanyakan negara Afrika lainnya yang miskin dan penuh konflik. Maroko sangat aman dan siap menyambut kedatangan para turis. Letaknya yang berada di antara Benua Eropa dan Asia, membuat Maroko dipengaruhi tiga budaya, yaitu : Afrika, Eropa dan Timur Tengah (Arab). Ketiga budaya tersebut berpadu harmonis dan menjadikan Maroko unik dan eksotis. Selain itu, keindahan alam Maroko juga sangat memukau. Pantai, gunung, dan gurun pasir, semua ada di Maroko. Tak heran kalau �Negeri Matahari Terbenam� ini menjadi salah satu destinasi wisata favorit para turis dari berbagai penjuru dunia. Saya beruntung bisa mengunjungi Maroko, April kemarin. Dalam waktu lima hari, saya menjelajahi tiga kota di Maroko, yaitu Fez, Casablanca, dan Marrakesh.





Quote:





Fez (F�s)



Petualangan di Maroko saya mulai di Fez, kota terbesar ketiga di Maroko setelah Casablanca dan Rabat. Untuk menuju Fez, saya harus menempuh perjalanan selama tiga jam dengan pesawat murah (budget airline) Ryan Air, dari London. Saya tertarik untuk mengunjungi Fez karena kota ini merupakan Kota Islam tertua di dunia yang kaya bangunan tua bersejarah. Ada banyak tempat menarik di Fez. Namun, karena terbatasnya waktu, saya memutuskan untuk mengunjungi Medina saja. Sebagai informasi, setiap kota besar di Maroko dibagi menjadi dua bagian, yaitu kota tua (old town) yang disebut Medina dan kota baru (new town) yang disebut Ville Nouvelle (Kota Baru dalam Bahasa Perancis). Medina dipenuhi bangunan-bangunan tua yang sudah berumur ratusan tahun, sedangkan Ville Nouvelle dipenuhi bangunan-bangunan modern. Uniknya lagi, Medina di Fez terbagi menjadi dua bagian, yaitu Fes el Bali dan Fes Jdid. Fes el Bali merupakan Kawasan Medina yang sekelilingnya dipagari tembok sedangkan Fes Jdid merupakan Kawasan Medina yang dihuni oleh Orang Yahudi. Konon, Orang Yahudi yang terancam jiwanya minta perlindungan kepada Raja Maroko. Permintaan tersebut dikabulkan dan mereka diberi tempat bermukim tidak jauh dari istana raja, yang disebut Fes Jdid.



Quote:
Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for Taman kota yang indah di Fez:














Dari hotel tempat saya menginap, saya hanya perlu berjalan kaki untuk menuju jantung Medina. Saya sengaja memilih hotel yang berada di kawasan Medina agar lebih mudah untuk menjelajah Kota Tua Fez. Untuk memasuki Medina, kita bisa melewati empat belas pintu gerbang atau bab dalam Bahasa Arab Maroko. Empat belas pintu tersebut bisa diakses dari berbagai penjuru. Gerbang yang paling dekat dengan hotel saya adalah Bab Boujeloud (Gerbang Biru). Namun, ternyata tidak mudah untuk mencapai Bab Boujeloud. Meski letaknya tidak begitu jauh dari hotel tempat saya menginap, saya harus berjuang �keras� dan sempat tersesat untuk sampai di Bab Boujeloud. Jalan kecil atau lebih tepatnya disebut lorong yang begitu banyak dan berliku-liku (bercabang-cabang) bak labirin membuat saya kehilangan orientasi dan tersesat. Apalagi lorong-lorong sempit tersebut dikepung bangunan-bangunan tua yang tinggi dan saling berdesakan dengan bentuk bangunan yang mirip/seragam satu sama lain. Parahnya lagi, tidak ada petunjuk arah/rambu-rambu yang menunjukkan arah ke Bab Boujeloud. Bertanya ke penduduk setempat pun percuma karena sebagian besar Orang Maroko tidak bisa berbahasa Inggris. Mereka hanya bisa berbahasa Arab dan Perancis. Jadi, lengkaplah penderitaan saya pagi itu.




Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for Bab Boujeloud:














Untunglah, akhirnya saya bisa sampai di Bab Boujeloud setelah mengikuti rombongan ibu-ibu yang akan pergi ke pasar (souq). Ternyata, pasar tersebut letaknya tak jauh dari Bab Boujeloud. Bab Boujeloud bentuknya berupa gapura besar dengan tiga pintu yang berbentuk seperti kubah masjid (arsitektur khas Moor). Gapura ini terbuat dari tembok berwarna krem dan kayu berwarna coklat dengan ornamen berwarna biru. Mungkin warna ornamen itulah yang membuat gerbang ini disebut gerbang biru. Di balik gerbang tersebut terdapat lapangan/alun-alun yang cukup luas. Saya berhenti sejenak di Bab Boujeloud untuk istirahat dan menghela nafas setelah menikmati �acara tersesat� di Medina. Saya duduk di sudut alun-alun Bab Boujeloud sambil mengamati orang yang lalu lalang di tempat tersebut.




Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for Keledai biasa dimanfaatkan untuk mengangkut barang di Maroko:














Dari Bab Boujeloud saya bergerak menuju ke jantung Medina. Satu hal yang saya benci, saya harus kembali melalui lorong-lorong kecil yang berliku-liku dan bercabang-cabang. Setiap cabang/belokan akan membawa kita ke tempat yang berbeda. Saking banyaknya lorong di Medina, sangat susah untuk menghafal lorong-lorong tersebut. Bahkan Penduduk Medina pun tidak hafal semua lorong yang ada di Medina. Saya melihat begitu banyak toko kecil di sepanjang lorong tersebut. Toko-toko itu menjual aneka macam barang, mulai dari makanan, minuman, pakaian, tas, permadani hingga souvenir khas Maroko yang membuat saya jadi ngiler banget untuk mampir sebentar. Kabarnya terdapat lebih dari 10.000 toko di Kawasan Medina Fez. Namun, saya mengurungkan niat untuk mampir di toko tersebut. Berjalan di lorong sempit beriringan dan berpapasan dengan begitu banyak orang cukup mendebarkan hati saya. Meski kendaraan bermotor tidak diperbolehkan memasuki lorong-lorong sempit di Medina, tetap ada hambatan lain ketika berjalan-jalan di Medina, yaitu keledai/kuda poni. Beberapa kali langkah saya terhenti karena harus menunggu keledai yang sedang berjalan mengangkut barang di depan saya. Uniknya, penduduk dan pengunjung pasar tidak terlihat berusaha menyerobot atau mendahului si keledai. Mereka menunggu dengan sabar hingga si keledai berbelok ke jalan lain.




Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for Lorong sempit di Medina:














Berada di Medina, saya seperti diajak memutar waktu ke abad pertengahan. Saya bisa melihat bangunan-bangunan tua yang berjejalan di lorong sempit, yang masih dalam keadaan terawat dan aktivitas jual beli di pasar yang sangat semarak. Saya juga bisa melihat atraksi keledai mengangkut barang. Tidak rugi saya harus berputar-putar dan tersesat di Medina, kalau akhirnya saya bisa mengalami sendiri aktivitas yang selama ini hanya bisa saya lihat di film-film dan televisi.






Spoiler for open this:
Quote:





Casablanca



Kota kedua yang saya kunjungi di Maroko adalah Casablanca. Untuk mencapai Casablanca, butuh waktu empat jam naik kereta api dari Fez. Casablanca adalah kota terbesar di Maroko, yang terletak di antara Fez dan Marrakesh. Kota ini merupakan pusat perekonomian, industri, dan keuangan Maroko. Meski merupakan kota modern, bangunan-bangunan tua bergaya Seni Islam Andalusia masih sangat terawat dan dapat dengan mudah kita lihat hampir di setiap ruas jalan Casablanca.



Casablanca berarti rumah putih dalam Bahasa Spanyol. Seperti namanya, sebagian besar bangunan di kota ini memang berwarna putih. Mulai dari rumah-rumah penduduk, gedung-gedung perkantoran, stasiun kereta api, hotel hingga pertokoan semua bercat putih. Karena didominasi bangunan bercat putih, Casablanca terkesan bersih dan anggun.



Quote:
[spoiler=open this] for Masjid Hassan II:














Tempat yang pertama kali saya kunjungi ketika tiba di Casablanca adalah Masjid Hassan II. Masjid sekaligus objek wisata utama di Casablanca ini terletak di tepi Samudera Atlantik. Masjid ini mulai dibangun pada tahun 1980, dalam rangka peringatan ulang tahun Raja Hassan II yang ke-60, dan selesai dibangun pada tahun 1993. Arsiteknya adalah Michel Pinseau yang berkebangsaan Prancis, sementara untuk pengerjaan seni dan detil bangunan dilakukan oleh para seniman terbaik Maroko. Semua bahan bangunan seperti batu granit, marmer, kayu dan material lain untuk konstruksi masjid ini berasal dari Maroko kecuali kolom granit putih dan lampu-lampu kristal yang didatangkan dari Italia.





[quote]





BERSAMBUNG #3 & #11









Reply With Quote
Reply


Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 02:13 AM.


no new posts