[codename]

SINTANG--MICOM:

Quote:

 

Warga enam desa di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, mematok kebun perusahaan dan mengambil lahan seluas 10 hektare menyusul polemik antara mereka dengan perusahaan kelapa sawit setempat.

Koordinator Forum Musyawarah Antardesa (F-MAD), Yohanes Yusli, di Sintang, Minggu (26/12), menjelaskan langkah yang mereka tempuh dalam polemik tanah kas dengan PT Sinar Dinamika Kapuas yang telah belasan tahun menjalankan usaha perkebunan kelapa sawit di wilayah mereka.

"Kami sudah lelah dengan upaya penyelesaian yang tidak kunjung selesai, kami langsung klaim masing-masing desa 10 hektare sesuai penyerahan awal," kata Yohanes Yusli yang juga Kepala Desa Merarai Dua Kecamatan Sungai Tebelian itu.

Pematokan lahan dilakukan pada 16 Desember, dan menurutnya hingga saat ini masih belum ada pihak yang berani mencabut patok yang telah mereka buat.

"Hingga kemarin kami lihat patok dan batas lahan dengan tali masih ada. Kami juga merencanakan untuk memanen buah sawit itu," jelasnya.

Keseluruhan desa yang hingga saat ini belum bisa memperoleh hak lahan kebun sawit seluas 10 hektare ada enam yaitu Desa Merarai 2, Kajang Baru, Mantir, Bonet Lama dan Solam Raya di Kecamatan Sungai Tebelian dan Desa Kenyabur Baru di Kecamatan Tempunak.

Sebelumnya juga telah dilaksanakan pertemuan dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sintang, Tim Pembina dan Pengembangan Perkebunan Kabupaten (TP3K) dan juga pihak perusahaan.

Namun ketika pertemuan di DPRD dilaksanakan, tidak ada keputusan yang berarti karena dari pihak perusahaan hanya diwakili oleh manajemen yang tidak bisa mengambil keputusan saat itu.

Salah seorang anggota DPRD Sintang, Heri Jambri meminta perwakilan perusahan pulang karena yang mereka butuhkan dalam pertemuan itu adalah perwakilan perusahaan yang bisa mengambil keputusan.

Menurut Yohanes Yusli, pihak perusahaan sengaja melamakan proses penyerahan tanah kas desa kepada enam desa tersebut.

"Mereka sepertinya sengaja mengulur waktu sehingga kami merasa sangat dirugikan," jelasnya.

Ia dan lima kepala desa lainnya tetap mengklaim bahwa tanah kas desa mereka masing-masing seluas 10 hektare sesuai penyerahan pertama belasan tahun lalu. Namun hingga saat ini tidak ada penyerahan dari pihak perusahaan.

"Padahal hasil dari tanah tersebut sangat kami harapkan untuk mendukung pembangunan di desa, apalagi perusahaan juga sepertinya kurang perhatian dengan desa, buktinya jalan kami banyak yang rusak," jelasnya.

sumber

Posted via Mobile Device

Terkait:

• WOW.. Warga satu desa mendadak panen emas
• Warga Satu Desa Mendadak Panen Emas di Banyumas
• Warga Dua Desa di Donggala Bentrok
• Maling Motor Tewas Dihajar Warga 6 Desa

[codename]

Bermanfaat? gunakan sebagai bentuk apresiasi.
Thread sampah? skip aja ndan...tidak perlu mandan memberikan komen di thread sampah.
Repost/Salkam? silahkan dimoderasi

mohon partisipasinya untuk menambahkan tag

---------------------------
Posted via Mobile Device

[freemasonry]

wah lagi2 ada sengketa kek gini..