
11th September 2011
|
 |
Ceriwis VIP
|
|
Join Date: Mar 2011
Posts: 15,788
Rep Power: 92
|
|
Kemarau Panjang, Ribuan Warga Tegal kesulitan Air Bersih
Quote:
Tegal - Sekitar empat ribu warga di kota Tegal, Jawa Tengah kesulitan kekurangan air bersih. Musim kemarau yang panjang serta tidak sempurnanya infrastruktur penyaluran air bersih, menyebabkan ribuan warga di kota ini kesulitan air untuk memasak, dan keperluan lainnya.
Beberapa wilayah yang paling parah dilanda kesulitan air ini antara lain Kelurahan Kalinyamat Kulon, Kelurahan Margadana, dam Kelurahan Panggung Kota Tegal.
"Sudah hampir sebulan sumur di kelurahan Kalinyamat ini kekeringan, warga di sini kesulitan air bersih. Untuk keperluan memasak, mencuci, hingga mandi semua warga harus membeli air dari wilayah lain. Sehingga aktivitas warga terganggu akibat kelangkaan air bersih," ucap Subroto (43) Ketua RT 08 RW 02 Kelurahan Kalinyamat saat dihubungi detikcom, Minggu (11/9/2011).
Hal yang sama juga dikemukakan oleh Izomudin (33), warga di perumahan Martoloyo, kelurahan Panggung, kota Tegal. Di perkampungan yang meliputi sekitar 312 KK dengan jumlah penduduk sekitar 1.230 jiwa tersebut, hanya ada satu bak penampungan air yang masih mengeluarkan sumber mata air. Namun itu pun sudah tidak layak konsumsi karena bercampur dengan pasir pantai. Meski demikian bak penampungan sepanjang hari dipadati antrean warga yang membutuhkan air.
�Antrean terjadi sepanjang hari sejak pukul 04.30 WIB sampai pukul 02.00 dini hari, bahkan kadang selama 24 jam penuh,� ucap Isomudin,
Menurut dia, sejak memasuki musim kemarau, hanya beberapa sumur warga yang masih mengeluarkan air namun debitnya sedikit dan tidak layak pakai karena lengket dan asin serta berbau.
"Jika dipakai untuk mandi akan menimbulkan gatal pada kulit, tetapi karena kelangkaan air warga terpaksa mengantre untuk mendapatkan air di sumber air tersebut," imbuhnya.
Untuk mendapatkan air warga di kawasan ini terpaksa harus membeli keluar wilayah kelurahan lain. Untuk mendapatkan satu jeriken air bersih seorang warga harus meneluarkan uang sekitar Rp 7.200. Yakni Rp 2.000 untuk pembelian airnya dan Rp 7.000 untuk basa transport pulang pergi ke sumber mata air.
Seharusnya, katanya, wilayah Kalinyamat Kulon diprioritaskan untuk pemasangan aliran air PDAM, sebab selain sebagai daerah rawan kekeringan, lokasinya berada tidak jauh dari pusat pemerintahan.
Hingga kini belum ada penanganan dari Pemerintah kota setempat terkait kesulitan air yang melanda warga di kawasan tersebut.
|
Source
|