"Different river, maybe (Lain kali barangkali). I will
not be various kok (Saya nggak akan macam-
macam kok)."
Setelah Nadine pergi, ganti Wakidjan yang
menatap Agus dengan sebal. "Disturbing aja sih,
Djo. Does the language belong to your ancestor
(Emang itu bahasa punya moyang lu)?"
Agus cari kalimat penutup, "Just itchy Djan,
because you speak English as delicious as your
belly button." (Gatel aja, Djan, soalnya kamu
ngomong Inggris seenak udelmu dewe).
Wakidjan nyengir dan nyeletuk, "His name is also
effort." (Namanya juga usaha).
ane tambahin gan
Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for ambon:
Suatu hari Hehanusa berlayar utk pulang kampong,tapi sepertinya akan datang badai di tengah laut saat itu.Hehanusa berdiri di tiang layar tertinggi sambil berteriak keras ke atas langit:
Hehanusa: Tuhan�Beta(aku) akan persembahkan kambing asal KAU jangan marah dengan membuat badai.
Angin agak mereda saat itu, ia lalu turun ke tangga sedikit sambil bergumam: Ah Beta cuma mau kasih Kau ayam saja,karena beli kambing sungguh Beta tidak mampu.
Angin makin mereda dan badai tidak jadi datang, si Hehanusa turun dari tiang kapalnya. Dan ia turun sambil bergumam:
Hehanusa: Kena tipu kau�Tuhan, Beta tak akan kasih kambing atau ayam sama kau. Rasain ku tipu, emang enak ketipu nii yee.
Sambil tersenyum puas sekali setelah berhasil menipu Tuhan pikirnya,diapun lalu mendaratkan perahu ke daratan untuk pulang kerumahnya di Menggala Dukuh, Bumiayu, Brebes 52273.
Sewaktu hampir sampai di rumah,dan dia melihat orang sedang ramai ramai memadamkan api yang sedang membakar rumahnya.
Dia jadi bingung dan dengan gemas berteriak ke langit:
Hehanusa: TUHAN� urusan dilaut jangan dibawa-bawa kedaratan dong. Knapa jadi sungguh-sungguh, padahal BETA kan cuma main main ..
[spoiler=open this] for gertak:
Suatu hari budi mendekati 4 orang pemuda yang sedang duduk-duduk pinggir jalan, dan meminta uang secara paksa.
Saat minta uang,budi bicara dengan nada menggertak, "Siapa yang Berani Di Sini??"
Satu dari pemuda berdiri dan berkata, "saya Berani!"
Budi menggertak sekali lagi, "Ayo! Siapa Lagi yang Berani??!"
Pemuda berikutnya berdiri dan berkata, "Saya Juga Berani!!"
Budi mulai gentar, tapi dia terus menggertak, "Siapa Lagi??!"
Dua pemuda berikutnya berdiri dan berkata, "Kami Berani, Kenapa!"
Nyali budi pun ciut,, dan dia berkata, "Kalau Begitu Kita berlima Pemuda Pemberani!!.