
16th January 2011
|
 |
Member Aktif
|
|
Join Date: Dec 2010
Posts: 231
Rep Power: 0
|
|
Liga Arab Sambut Baik Pemimpin Transisi Tunisia
Quote:
KAIRO--MICOM: Sekretaris Jenderal Liga Arab, Amr Moussa, menyambut baik dilantiknya pemimpin transisi Republik Tunisia, Foued Mebazaa. Ia menggantikan presiden terguling Zine Al Abidin Ben Ali --yang mengasingkan diri di Arab Saudi.
"Dilantiknya pemimpin baru Tusia, Foued Mebazaa, diharapkan dapat memulihkan kembali krisis kepercayaan dan keamanan di negara itu. Liga Arab menyambut baik sikap bijak para pemimpin Tunisia," kata Sekjen Amr Moussa kepada wartawan di Kairo, Mesir, Sabtu (15/1) malam.
Moussa menilai pengangkatan ketua parlemen sebagai presiden sementara Tunisia menunjukkan kedewasaan perpolitikan dari para petinggi negara itu menyelesaikan persoalan dengan kepala dingin lewat musyawarah.
Foued Mebazaa, 78, Ketua Parlemen Tunisia, pada Sabtu dilantik sebagai presiden transisi Tunisia untuk mengambil alih tugas-tugas presiden. Dalam pidato pelantikannya, Mebazaa mengajak semua pihak untuk bersatu padu menyelesaikan krisis politik dan keamanan yang melanda negara itu dalam beberapa pekan belakangan ini yang klimaksnya pada Jumat (14/1) dengan hengkangnya Zine Al Abidin ke Arab Saudi.
"Sesungguhnya suatu pemerintah yang bersatu sangat dibutuhkan saat ini untuk membangun Tunisia baru yang demokratis," katanya.
Dalam pidatonya, Mebazaa menegaskan bahwa pemilihan umum akan diadakan dalam 60 hari terhitung sejak 14 Januari 2011.
Zine Al Abidin menyatakan mundur pada Jumat. Ia secara dramatis terbang ke Arab Saudi pada Jumat malam, di tengah gelombang aksi demonstrasi hebat yang menewaskan puluhan orang.
Dunia Arab dan sejumlah pemimpin dunia termasuk AS dan Uni Eropa menyatakan prihatin atas situasi di Tunisia. Mereka mendesak para pemimpin negara itu untuk segera menyelesaikan krisis tersebut.
Keadaan darurat masih diberlakukan di seantero negeri sejak Jumat dari pukul 17.00 - 7.00 waktu setempat untuk membendung amarah masyarakat yang menentang rezim Zine Al Abidin Ben Ali. Di sisi lain, Rached Ghannouchi, pemimpin partai beraliran Islam, En-Nahdhan dipengasingannya di London berencana kembali ke Tunisia.
"Saya akan kembali ke Tunisia setelah tumbangnya diktator Zine Al Abidin Ben Ali," kata Rached Ghannouchi kepada jaringan televisi berbahasa Arab, Al-Jazeera.
En-Nahdhah menjadi partai terlarang pada masa Zine Al Abidin. Para pemimpinnya diusir dari Tunisia dan hidup di pengasingan.
Para pengamat mengatakan pemberontakan yang menyebabkan hengkangnya Presiden Zine Al Abidin adalah untuk pertama kali terjadi di dunia Arab.
|
Posted via Mobile Device
|