Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > DISKUSI > Health

Health Mencegah lebih baik dari mengobati. Cari tahu dan tanya jawab tentang kesehatan, medis, dan info dokter disini

Reply
 
Thread Tools
  #1  
Old 18th January 2011
CloneTrooper131's Avatar
CloneTrooper131 CloneTrooper131 is offline
Member Aktif
 
Join Date: Dec 2010
Posts: 249
Rep Power: 0
CloneTrooper131 is Ceriwis GuruCloneTrooper131 is Ceriwis GuruCloneTrooper131 is Ceriwis GuruCloneTrooper131 is Ceriwis GuruCloneTrooper131 is Ceriwis GuruCloneTrooper131 is Ceriwis GuruCloneTrooper131 is Ceriwis GuruCloneTrooper131 is Ceriwis GuruCloneTrooper131 is Ceriwis GuruCloneTrooper131 is Ceriwis GuruCloneTrooper131 is Ceriwis Guru
Default Alat KB Turunkan Risiko Kanker Ovarium?


Pil KB telah lama dikenal bisa mengurangi risiko kanker indung telur. Namun penelitian terbaru menunjukkan semua jenis kontrasepsi - bahkan, yang mengejutkan, vasektomi - mungkin juga protektif.

Setelah membandingkan wanita dengan kanker ovarium dengan wanita tanpa kanker ovarium, peneliti menemukan fakta bahwa wanita yang menggunakan semua jenis kontrasepsi - pil KB, IUD, atau vasektomi laki-laki - memiliki risiko antara 40-65% lebih rendah dari yang pernah terkena kanker ovarium.

"Hasil ini bukan kejutan untuk melihat hubungan antara pil KB dan kanker ovarium, karena sejumlahh studi lain telah menunjukkan hal yang sama," kata penulis studi Dr Roberta Ness dari University of Texas School of Public Health kepada Reuters Health.

Namun Ness mengakui, untuk melihat kecenderungan yang sama bagi perempuan yang mengandalkan IUD, metode penghalang lain, atau vasektomi pasangan untuk menghindari kehamilan, hal ini agak mengejutkan.

"Tidak peduli apa metode kontrasepsi yang Anda gunakan, tampaknya seperti itu akan menjadi pelindung," katanya.

Lebih dari 21.000 perempuan AS terkena kanker ovarium pada 2010, dan 14.000 lainnya akan mati. Sekitar 1,4% wanita akan menderita kanker ovarium pada hidup mereka.

Mengingat bahwa beberapa bentuk kontrasepsi terkait dengan rendahnya risiko kanker ovarium, Ness dan timnya meneliti untuk melihat apakah semua jenis alat KB punya dampak terhadap risiko masa depan penyakit.

Mereka mewawancarai 869 wanita yang telah terkena kanker ovarium, dan 1.779 orang lain yang belum terkena penyakit ini untuk melihat sejarah kontrasepsi mereka. Perempuan dianggap tidak menggunakan kontrasepsi buatan jika mereka bergantung pada keluarga berencana alami (menghindari hubungan seks saat ovulasi).

"Seperti yang diharapkan, perempuan yang telah menggunakan spiral atau pil KB pada masa lalu, baik untuk kontrasepsi atau karena alasan lain, berkurang kemungkinan terkena kanker ovarium," tulis mereka dalam jurnal Annals of Epidemiology.

Tapi anehnya, hal itu terjadi pula pada perempuan yang menggunakan IUD. Secara khusus, perempuan yang terkena kanker ovarium kurang kemungkinan pernah menggunakan IUD - antara mereka dengan kanker, hanya 12% yang pernah menggunakan sebuah IUD, versus 17% wanita yang tidak terkena kanker.

Demikian pula, 14% dari mereka dengan kanker ovarium memiliki pasangan yang telah menjalani vasektomi. Namun begitu pula dengan 17% wanita yang tidak pernah menderita kanker ovarium.

Setelah menggunakan alat statistik untuk menghilangkan pengaruh faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hubungan antara kontrasepsi dan kanker, Ness dan timnya menemukan fakta bahwa mengandalkan vasektomi atau IUD menurunkan risiko perempuan terkena kanker ovarium sebesar 50-60%.

Mengapa?

Ada kemungkinan bahwa sperma bisa meningkatkan peradangan saat berada di dalam seorang wanita. Peradangan ini dari waktu ke waktu bisa meningkatkan risiko kanker ovarium.

"Setiap teknik yang akan mengurangi eksposur wanita untuk sperma - vasektomi, spiral, atau IUD - akan berpotensi melindungi wanita dari peradangan itu," kata Ness.

Pil KB juga mempengaruhi peradangan. Ness menambahkan, kontrasepsi oral mengurangi jumlah seorang wanita berovulasi, dan masing-masing ovulasi dikaitkan dengan peningkatan peradangan.

Wanita yang telah melahirkan anak-anak juga memiliki risiko lebih rendah terkena kanker indung telur.

Namun Shelley Tworoger dari Harvard University, yang mengkaji temuan itu tidak setuju dengan pendapat Ness. "Saya tidak benar-benar percaya vasektomi dikaitkan dengan risiko kanker indung telur yang lebih rendah."

Atau, kata dia, mungkin ada beberapa perbedaan penting dalam gaya hidup pasangan yang memilih vasektomi yang pada gilirannya risiko kanker perempuan lebih rendah.

Quote:
Posted via Mobile Device

Reply With Quote
  #2  
Old 18th January 2011
CloneTrooper131's Avatar
CloneTrooper131 CloneTrooper131 is offline
Member Aktif
 
Join Date: Dec 2010
Posts: 249
Rep Power: 0
CloneTrooper131 is Ceriwis GuruCloneTrooper131 is Ceriwis GuruCloneTrooper131 is Ceriwis GuruCloneTrooper131 is Ceriwis GuruCloneTrooper131 is Ceriwis GuruCloneTrooper131 is Ceriwis GuruCloneTrooper131 is Ceriwis GuruCloneTrooper131 is Ceriwis GuruCloneTrooper131 is Ceriwis GuruCloneTrooper131 is Ceriwis GuruCloneTrooper131 is Ceriwis Guru
Default


Bermanfaat? gunakan sebagai bentuk apresiasi.
Thread sampah? skip aja ndan...tidak perlu memberikan komen di thread sampah.
Repost/Salkam? silahkan dimoderasi


mohon partisipasinya untuk menambahkan tag
Posted via Mobile Device
Reply With Quote
Reply


Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 04:50 AM.


no new posts