
19th January 2011
|
 |
Member Aktif
|
|
Join Date: Dec 2010
Posts: 249
Rep Power: 0
|
|
...Dukungan Kemerdekaan Palestina Indonesia Harus Tiru Negara Amerika Latin...

Quote:
DEPOK--MICOM: Indonesia perlu mencontoh langkah politis yang konkret dari sejumlah negara di kawasan Amerika Latin dalam mendukung pengakuan bagi Palestina, kata Ketua Departemen Hubungan Internasional Universitas Indonesia Hariyadi Wirawan.
"Langkah itu perlu ditiru karena biarpun negara-negara itu jauh dari Palestina dengan latar belakang budaya dan politik yang berbeda, mereka bisa melakukan hal yang lebih kongkrit daripada Indonesia," kata Hariyadi seusai acara seminar bertema Konteks Perang Dingin pada 1950-an dan 1960-an, serta Implikasi terhadap Indonesia di Depok, Jawa Barat, Selasa (18/1).
Ia menilai pengakuan de jure Palestina dari sejumlah negara Amerika Latin merupakan tindakan kongkrit secara politis dan diikuti langkah-langkah yang dapat membuat Palestina memperoleh mandat lebih besar dalam memperjuangkan haknya.
Hariyadi menambahkan Indonesia sejak dulu mengagung-agungkan kedekatan dan persamaan kedua negara tetapi tidak bisa secara konkret melakukan apa yang dilakukan oleh Amerika Selatan.
"Indonesia harus memikirkan langkah-langkah nyata agar tidak saja secara objektif memenuhi keingingannya untuk mendukung, tetapi juga langkah politik yang memberi bukti bahwa Indonesia bersungguh-sungguh membantu Palestina mencapai tujuan politiknya, yaitu kemerdekaan penuh," jelasnya.
Brasil, Argentina, Bolivia dan Ekuador memutuskan pada awal Desember untuk mengakui secara resmi negara Palestina berdasarkan pada perbatasan yang ada sebelum Perang Enam Hari 1967 ketika Israel merebut Tepi Barat, termasuk Jerusalem, dan Jalur Gaza.
Uruguay dan Guyana merupakan sejumlah negara terakhir yang melakukan hal sama pada awal 2011. Negara Amerika Latin lainnya, termasuk Kuba, Nikaragua, Kosta Rika dan Venezuela, telah mengakui negara Palestina beberapa tahun lalu. Langkah oleh sebagian besar negara di Amerika Selatan untuk mengakui negara Palestina telah membuat marah Israel dan Amerika Serikat, yang mengatakan negara Palestina hanya dapat dicapai melalui perjanjian perdamaian yang dirundingkan.
Palestina sampai pada permintaan pengakuan bilateral atas negara mereka setelah pembicaraan perdamaian dengan Israel mencapai jalan buntu. Presiden Palestina Mahmoud Abbas menolak kembali ke pembicaraan, sedangkan Israel membangun permukiman di tanah yang Palestina inginkan untuk negara pada masa depan, tapi PM Israel Benjamin Netanyahu menolak untuk melakukan pembekuan pembangunan permukiman baru.
AS telah mengusulkan pada kedua pihak untuk memulai lagi pembicaraan tidak langsung. Palestina menolak dan mengatakan mereka malahan akan berpaling ke opsi lainnya, termasuk pengakuan bilateral negara dan pergi ke PBB untuk mencari pengakuan.
|
Posted via Mobile Device
|