VIVAnews - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan kerjasama Indonesia-Norwegia untuk mengurangi emisi karbondioksida dari deforestasi dan degradasi hutan harus berhasil. Malu kalau sampai Indonesia gagal mengurangi emisi karbon karena Indonesia menjadi pelopornya.
Untuk itu, kata Presiden, persoalan kehutanan ini harus diletakkan sebagai salah satu agenda nasional. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan hal ini dalam arahannya kepada delegasi Indonesia yang menyertai kunjungan ke Oslo, Norwegia.
�Partnership RI-Norwegia ini harus berhasil,� kata Presiden dalam keterangan pers kepada wartawan Inonesia, di Hotel Holmenkollen, Oslo, Jumat 28 Mei 2010 pagi waktu setempat, dalam laman Presiden.
Presiden kemudian memberikan 5 pola pikir atau mindset yang harus diterapkan dalam kerja sama bilateral dan multilateral tersebut. Pertama, kerjasama RI - Norwegia ini harus diletakkan sebagai bagian atau salah satu agenda dalam aksi nasional pemeliharaan kehutanan, dan bukan sebaliknya.
�Mindset kedua, ketika kita menetapkan sasaran pengurangan emisi gas rumah kaca dalam partnership kita dengan Norwegia ini, maka angka itu harus menjadi bagian dari target pengurangan 26 persen sampai 41 persen sebelum tahu 2020,� SBY menjelaskan.
Hal ketiga yang harus ditanamkan, meskipun kerjasama kedua negara hanya menjadi salah satu bagian dari aksi nasional, tapi target pengurangan emisi ini merupakan sumbangan Indonesia kepada dunia. �Ingat, chapter yang menyangkut kerjasama pengurangan emisi gas rumah kaca dari hutan ini disumbang oleh Indonesia, oleh kita semua,� Presiden menegaskan. �Malu kalau chapter yang kita sumbangkan ini, diadopsi oleh dunia, dan kita menjalankan kok kita tidak berhasil,� Presiden menambahkan.
Presiden memberikan beberapa alasan lain mengapa Indonesia tidak boleh gagal dalam kerjasama ini. Indonesia telah dipandang sebagai pemimpin dalam perjuangan melawan perubahan iklim. Apalagi, Norwegia telah melakukan kerja sama serupa dengan Brasil dan dipandang telah berhasil. �Kalau bisa Indonesia harus berhasil, lebih baik dari apa yang sudah dicapai di Brasil,� ujar Presiden SBY
Alasan lain, jika kerjasama RI-Norwegia dalam pengurangan emisi karbon ini berhasil, kita bisa membuka kerjasama sejenis dengan negara lain. (sj)
aduh pak urusin dulu di dalam negri, tuh penebang hutan liar yang masih berkeliaran di hutan kalimantan.klo emang hutan kalimantan berhasil dilestarikan kita sebagai contoh otomatis semua akan mau kerjasama dengan indonesia dalam pengurangan emisi karbon.