24th January 2011
|
 |
Ceriwiser
|
|
Join Date: Jun 2010
Posts: 335
Rep Power: 306
|
|
���Tinjauan Proses Keperawatan Untuk Komplikasi Intrapartum���
Quote:
TINJAUAN PROSES KEPERAWATAN UNTUK Komplikasi Intrapartum
A. Pengkajian
1. Riwayat kesehatan
a. Dapatkan deskripsi gejala yang meliputi awitan, durasi, lokasi dan faktor-faktor pencetus atau kejadian. Tanda dan gejala utama dapat meliputi:
(1) Cairan yang memancar tiba-tiba dari vagina
(2) Setiap perdarahan vagina yang banyak
(3) Adanya kontraksi uterus dengan atau tanpa nyeri abdomen
(4) Penurunan gerakan janin
b. Gali riwayat ibu dan keluarga apakah ada faktor-faktor risiko untuk komplikasi intrapartum.
(1) Faktor-faktor risiko ibu meliputi:
(a) Usia lebih muda dari 18 tahun
(b) Riwayat persalinan preterm
(c) Riwayat obstetrik buruk
(d) Kehamilan multipel
(e) Hidramnion
(f) Merokok
(g) Higiene buruk
(h) Nutrisi buruk
(i) Pekerjaan
(2) Faktor-faktor risiko keluarga meliputi:
(a) Riwayat diabetes
(b) Riwayat komplikasi kelahiran pada anggota keluarga lainnya.
c. Kaji respons keluarga terhadap kehamilan, persalinan risiko tinggi, dan kemungkinan situasi krisis.
d. Kaji hubungan emosi ibu, ayah, dan keluarga serta kemungkinan kehilangan perinatal dan berduka.
2. Pemeriksaan fisik
a. Tanda-tanda vital
(1) Ukur tekanan darah ibu, nadi, dan pernapasan pada saat terjadi kebocoran cairan atau perdarahan per vaginam untuk mengkaji adanya syok.
(2) Ukur suhu ibu untuk mengidentifikasi apakah ada infeksi.
(3) Pantau denyut jantung janin untuk menentukan status janin.
b. Inspeksi
(1) Inspeksi karakteristik keluaran vagina pada perineum. Observasi warna, bau, konsistensi, dan jumlah keluaran vagina.
(2) Observasi ukuran dan bentuk uterus.
(3) Inspeksi apakah ada tanda plasenta abnormal secara visual.
c. Palpasi
(1) Pantau aktivitas uterus untuk menentukan kemajuan persalinan.
(2) Evaluasi serviks untuk kesiapan persalinan atau kemajuan dalam persalinan. Jangan melakukan pemeriksaan vagina jika terdapat perdarahan.
3. Uji laboratorium dan pemeriksaan diagnostik
a. Ultrasonografi digunakan untuk menentukan status janin, mengetahui letak plasenta, dan menentukan volume cairan amnion.
b. Uji Kleihauer-Betke atau Uji darah sel janin digunakan untuk menentukan apakah sel-sel darah tersebut adalah ibu atau janin.
Sel-sel ibu tetap tidak berwarna dengan pewarnaan. Sel-sel janin menjadi berwarna ungu-merah muda jika diwarnai.
c. Kertas uji Nitrazin dan adanya fencing digunakan untuk menentukan apakah terjadi ruptur pada kantong amnion. Kertas nitrazin berubah warnanya menjadi hijau-biru bila ada cairan amnion. Pada pemeriksaan mikroskopik sampel cairan, suatu pola ferning,menyerupai es pada jendela, tampak pada kaca objek. Ini merupakan ciri di cairan yang tinggi estrogennya.
d. Pemantauan uterus elektronik akan menunjukkan adanya kontraksi uterus.
e. Hitung darah lengkap akan mencatat adanya anemia atau infeksi.
B. Diagnosis keperawatan.
Selain diagnosis spesifik komplikasi, berikut ini adalah diagnosis keperawatan yang umum untuk perawatan klien intrapartum yang berisiko tinggi:
1. Ansietas
2. Takut
3. Koping keluarga tidak efektif: gangguan
4. Duka cita adaptif
5. Gangguan harga diri
6. Distres spiritual
7. Defisit pengetahuan
8. Nyeri
9. Risiko cedera
C. Perencanaan dan identifikasi hasil
1. Ancaman terhadap basil akhir kehamilan fisik dan emosional yang optimal akan ditetapkan.
2. Klien akan nyaman secara fisik, dan klien serta keluarganya akan memiliki respons yang sehat terhadap status kehamilan klien yang berisiko tinggi dan komplikasi yang mungkin.
3. Klien dan keluarganya akan memahami komplikasi kehamilannya dan penanganan komplikasi yang diperlukan.
D. Implementasi
1. Mengkaji status fisiologis ibu dan janin untuk menentukan perubahan dini ibu dan janin yang memerlukan intervensi dini.
a. Lakukan pengkajian terus-menerus selama periode intrapartum.
b. Perkirakan hal-hal yang tidak diharapkan dan siapkan pemberian asuhan keperawatan kritis jika diperlukan.
c. Dokumentasikan secara akurat masalah-masalah yang telah dikaji dan intervensi keperawatan selanjutnya serta efektivitasnya.
2. Memberi dukungan fisik dan emosional.
a. Observasi klien dan keluarga terhadap respons emosional dan kemampuan untuk mengatasi rasa tidak nyaman dan nyeri.
b. Beri tindakan untuk memberi rasa nyaman.
c. Koordinasikan perawatan fisik klien dengan kebutuhan emosional klien dan keluarga. (Klien dengan komplikasi intrapartum umumrya memerlukan cairan intravena dan berbagai prosedur serta pengobatan seperti pemantauan elektronik, jalur vena central, medikasi, dan kateter retensi.)
d. Kaji dan dukung kebutuhan psikososial dan emosional klien dan keluarganya, terutama dalam hubungannya dengan kemungkinan kehilangan dan berduka.
e. Dorong dan dukung mekanisme koping, termasuk aspek-aspek kehilangan dan berduka.
3. Memberi penyuluhan klien dan keluarga.
a. Beri informasi status untuk membantu klien menghilangkan kecemasan.
b. Beri bimbingan antisipasi untuk klien dan pasangannya.
E. Evaluasi Hasil
1. Klien dan janin mempertahankan status fisiologis normal; setiap penyimpangan yang timbul diidentifikasi dan diperbaiki lebih awal.
2. Pasangan mendemonstrasikan dukungan yang lebih besar, mengurangi kecemasan dan ketakutan, dan meningkatkan penggunaan teknik-teknik koping.
3. Klien dan pasangannya mengungkapkan pemahaman akan komplikasi kehamilan dan prosedur-prosedur yang perlu dilakukan.
Pustaka
Keperawatan Ibu- Bayi Baru Lahir Oleh Barbara R. Stright
|
|
sebagai bentuk apresiasi.
