
25th January 2011
|
 |
Ceriwiser
|
|
Join Date: Jun 2010
Posts: 335
Rep Power: 306
|
|
���Sindrom Hipofisis Posterior���

Quote:
Hipofisis posterior terbentuk dari sel-sel glia yang mengalami modifikasi dan tonjolan akson yang membentang dari badan sel saraf dalam nukleus supraoptikus serta paraventrikuler hipotalamus. Neuron ini memproduksi dua macam peptida, yaitu: ADH dan oksitosin. Oksitosin menstimulasi kontraksi sel-sel otot polos uterus pada rahim yang gravid dan sel-sel otot polos yang melingkari duktus laktiferus kelenjar mammae. Sekresi oksitosin yang tidak tepat belum tentu menimbulkan kelainan klinis. ADH merupakan hormon nonapeptida yang terutama disintesis di dalam nukleus supraoptikus dan terlibat dalam pengendalian penyimpanan air di dalam tubuh.
- Defisiensi ADH (diabetes insipidus): Defisiensi ADH menyebabkan diabetes insipidus, yaitu suatu keadaan yang ditandai oleh urinasi yang berlebihan (poliuria), rasa haus yang berlebihan (polidipsia) dan hipernatremia: poliuria terjadi akibat ketidakmampuan ginjal untuk mereabsorpsi air dengan benar dari urin. Diabetes insipidus dapat terjadi karena berbagai macam proses, meliputi trauma kepala, tumor dan kelainan inflamasi pada hipotalamus serta hipofisis, dan prosedur pembedahan pada organ-organ ini.
- Sindrom sekresi ADH yang tidak tepat (SIADH; syndrome of inappropriate ADH secretion): ADH yang berlebihan menyebabkan resorpsi air bebas dengan jumlah yang berlebihan sehingga terjadi hiponatremia. Penyebab SIADH yang paling sering adalah sekresi ADH ektopik oleh neoplasma ganas (khususnya karsinoma sel kecil paru), penyakit non-neoplastik paru (misalnya, tuberkulosis paru, pneumonia) dan jejas lokal pada hipotalamus, hipofisis posterior atau keduanya. Manifestasi klinis SIADH didominasi oleh hiponatremia, edema serebri, dan disfungsi neurologik sebagai akibatnya.
|
Posted via Mobile Device
|