
SINGKAWANG � Susasana kota Singkawang mencekam, pasca bentrok antara masa FPI dan masa Melayu Sambas Kalimantan barat beberapa hari lalu, serta merebaknya isu bakal akan ada aksi besar-besaran kembali hari ini, Selasa (1/6/2010). Kemarahan massa ini dipicu tulisan Walikota Singkawang Hasan Karman yang merupakan walikota Singkawang dari etnis Tionghoa pertama, dalam makalahnya yang dinilai telah mendiskriditkan etnis Melayu dengan sebutan perompak.
Suasana kota Singkawang yang terkenal dengan wisata malamnya dan menjadi salah satu kota tujuan wisata di Kalimantan Barat, pasca bentrok antar masa FPI dan masa dari warga Melayu Sambas dengan aparat kepolisian, masih mencekam. Sejumlah warga terutama dari etnis Tionghoa yang bermukim di kawasan pusat kota Singkawang, mulai khawatir, karena polemik antara warga dengan Walikota Singkawang Hasan karman sudah merambah ke isu sara.
Apalagi dengan kejadian pembakaran satu unit mobil milik salah seorang pengusaha kota Singkawang dari etnis Tionghua bernama Jomandi Loka kemarin malam, yang sedang di parkir di depan rukonya di kawasan jalan Diponegoro Kota Singkawang, membuat suasana kota Singkawang sepi. Bahkan dikabarkan hari ini masa dari FPI dan Melayu Singkawang dan Sambas, akan melakukan aksi besar-besaran menuntut Walikota Singkawang turun, membuat kota Singkawang mencekam.
Pusat jajanan malam di Kota Singkawang seperti pasar Hongkong yang selalu ramai di kunjungi warga dan wisatawan malam terlihat sangat lenggang.
Kemarahan warga mayoritas di kota Singkawang dan Kabupaten Sambas Kalimantan Barat ini, dipicu dengan tulisan dalam makalah Walikota Singkawang Hasan karman yang berjudul Sekilas Melayu dan Asal Usul Sejarahnya. Dalam tulisan tersebut, Hasan Karman dinilai warga Melayu Singkawang dan Sambas telah mendeskriditkan etnis mayoritas di Kota Singkawang dan kabupaten Sambas ini, dengan sebutan Perompak.Massa meminta Hasan Karman mundur dari jabatannya sebagai walikota Singkawang, karena dinilai tidak layak, untuk dijadikan sebagai seorang pemimpin Kota Singkawang.
Sampai saat ini belum ada keterangan mengenai hal tersebut dari pihak Walikota Singkawang.
source