
30th January 2011
|
 |
Ceriwis Geek
|
|
Join Date: Nov 2010
Location: PIC#01
Posts: 19,459
Rep Power: 0
|
|
WNI di Mesir Aman
Kerusuhan di Alexandria setelah terjadinya bom di Mesir. REUTERS/Amr Abdallah Dalsh
Quote:
TEMPO Interaktif, Kairo - Kerusuhan massa yang terjadi Mesir selama beberapa hari belakangan ini mengancam keselamatan warga negara Indonesia di sana. Sejumlah kedutaan besar juga menutup kantornya. Kedutaan Besar Israel bahkan mengungsikan seluruh stafnya dengan helikopter.
Koresponden Tempo Akbar Pribadi, yang berada di tengah kerumunan sekitar 50 ribu orang di Tahrir Square, Kairo, tadi malam, melaporkan bahwa sejauh ini belum ada WNI menjadi korban kerusuhan.
Kedutaan Besar Indonesia di Kairo masih memantau perkembangan. KBRI kini berkonsentrasi memastikan kondisi lebih dari 6.000 WNI di Mesir. "Alhamdulillah, WNI aman," ujar petugas KBRI Kairo, Abu Taufan, kemarin.
WNI di Mesir terdiri atas 4.297 pelajar dan mahasiswa, 1.002 tenaga kerja wanita, sisanya staf kedutaan dan keluarga. Terdapat pula 370 wisatawan Indonesia yang kini berada di Kairo. "Kami imbau agar mereka menjauhi keramaian," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri, Kusuma Habir, kemarin.
Setelah Tunisia dan Mesir, demo antipemerintah kini menular pula ke Yaman dan Arab Saudi. Sebanyak 50 orang yang berdemonstrasi di Jeddah kemarin ditangkap polisi Saudi.
Presiden Mesir Husni Mubarak, yang telah berkuasa selama 31 tahun, berada di ambang kejatuhan. Pernyataan Mubarak pada Sabtu dinihari, bahwa ia akan membentuk pemerintahan baru yang reformis, ditolak oleh puluhan ribu demonstran. Massa dengan jumlah jauh lebih besar memenuhi seantero Mesir kemarin.
Koresponden Tempo Akbar Pribadi, yang berada di tengah kerumunan sekitar 50 ribu orang di Tahrir Square, Kairo, tadi malam, melaporkan bahwa para pengunjuk rasa kini mengusung satu slogan: "Ganti rezim Mubarak." Aksi demo kemarin terhitung yang terbesar sejak unjuk rasa yang menewaskan sekitar 100 orang ini mulai digelar Selasa lalu.
"Kami ingin Mubarak pergi!" kata Mohammad Sharif, seorang demonstran. "Pidatonya justru memancing kemarahan lebih banyak orang."
Di televisi, Mubarak mengatakan telah menunjuk Kepala Intelijen Omar Suleiman sebagai wakil presiden dan Ahmad Shafiq sebagai perdana menteri tadi malam. Sebelumnya, dia menjanjikan reformasi di pemerintahannya.
Tapi semua upaya itu sepertinya akan sia-sia. Mohammad El Baradei, peraih Nobel Perdamaian yang kini tokoh oposisi, menekankan bahwa sekaranglah saatnya bagi presiden berusia 82 tahun itu untuk pergi. "Cukup sudah bagi Mubarak. Sekarang rakyat Mesir meminta dia mundur," ujarnya.
AKBAR PRIBADI (KAIRO)
|
|