
2nd February 2011
|
 |
Member Aktif
|
|
Join Date: Jan 2011
Posts: 183
Rep Power: 0
|
|
Pramono Anung: DPR Jamin Tak Usir Bibit-Candra
Pramono Anung. TEMPO/Wahyu Setiawan
TEMPO Interaktif, Jakarta - Kalangan pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat menjami kehadiran dua pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi Bibit S Rianto-Chandra M Hamzah dalam rapat-rapat yang gelar DPR hari ini, Rabu (2/2).
"Insya Allah karena saya yang mimpin mudah-mudahan ini lebih dingin," ujar Wakil ketua DPR Pramono Anung Wibowo, sebelum memasuki ruang sidang di Gedung DPRdi sidang di Gedung DPR, Rabu (2/2).
Menurutnya, upaya pengusiran terhadap dua pimpinan KPK itu Senin lalu (31/1) merupakan sebuah dinamika politik dalam sebuah rapat. Apalagi, kata dia, peristiwa itu terjadi pasca deponering terhadap kedua pimpinan KPK tersebut. "Bagaimanapun apa yang sudah diputuskan dalam komisi III itu realitas politik," ujarnya.
Dengan adanya kasus penolakan tersebut, kata dia, ke depannya proses penyelesaian kasus Century yang tengah ditangani KPK mendapatkan kemajuan yang cukup berarti dalam mengungkap megas skandal tersebut. "Ya itu hal yang berkaitan Century bisa mengalami kemajuan apa yg dikerjakan KPK," ujarnya.
Pramono mendorong KPK ke depannya agar lebih berani dalam mengungkap berbagai kasus serta menjaga nilai independen sebuah lembaga."Yang penting itu tidak diskriminatif dan diperlakukan sama," ujarnya.
Ia mencontohkan kasus cek pelawat yang menurutnya mendapat perlakuan diskriminatif KPK. Sejak kasus ini digelindingkan Agus Condro 2008 silam, banyak anggota partainya (PDIP) yang tersandung kasus tersebut langsung ditahan untuk diproses hukm, tetapi beberapa nama yang dianggap krusial dalam kasus tersebut justru dibiarkan berkeliaran. "Kenapa beberapa nama yang sudah menjadi tersangka tidak diperlakukan sama," ujarnya.Apalagi, kata dia, orang yang memberikan travel cek juga tdk ditahan.
Untuk itu, Pramono berharap KPK tidak tebang pilih dalam menyelesaikan berbagai kasus besar di Indonesia, khususnya yang tengah menjadi sorotan publik saat ini seperti kasus Gayus."Ya iya tidak boleh diskriminatif siapa pun melakukan itu, terutama yg dekat dengan kue-kue kekuasaan," ujarnya.
JAYADI SUPRIADIN
|