Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > DISKUSI > Chit & Chat

Chit & Chat Tempat mencurahkan isi hati dan mencari tips-tips berguna untuk pria dan wanita

Reply
 
Thread Tools
  #1  
Old 27th December 2014
Gusnan's Avatar
Gusnan Gusnan is offline
Moderator
 
Join Date: Jun 2013
Posts: 27,623
Rep Power: 49
Gusnan memiliki kawan yg banyakGusnan memiliki kawan yg banyakGusnan memiliki kawan yg banyak
Default Kawin Colong, Solusi Nikah Tanpa Restu








DATA Badan Pusat Statistik tahun 2010 menyebut suku bangsa di Indonesia mencapai 1.340 suku dengan 300 kelompok etnik. Suku-suku ini didominasi suku Jawa dengan jumlah 41 persen dari total populasi penduduk Indonesia. Salah satu suku di Pulau Jawa yang menarik diketahui adalah Suku Osing di Banyuwangi, Jawa Timur. Suku Osing atau juga bisa disebut suku Using adalah penduduk asli Banyuwangi dan merupakan penduduk mayoritas di beberapa kecamatan di Kabupaten Banyuwangi. Suku ini mempunyai banyak tradisi unik seperti mepe kasur, tumpeng sewu, geredoan, kebo-keboan, dan lain-lain.
Satu tradisi lain yang unik adalah kawin colongan, yaitu tradisi menculik si gadis dari rumah orangtuanya untuk dinikahi. Tradisi ini sangat unik, bagaimana tidak, di saat fenomena ini dianggap sebagai tindakan kriminal oleh sebagian masyarakat, hal ini justru jadi bagian sebuah tradisi turun temurun masyarakat Banyuwangi. Masyarakat Banyuwangi pun tak menganggap hal tersebut sebagai tindak kejahatan, justru hal itu dianggap sebagai simbol keberanian dan kejantanan si pria dalam menghadapi perseteruan antara pihaknya dengan pihak perempuan.
Kawin colongan ini terjadi jika ada satu pasangan yang saling mencintai namun hubungan mereka tak direstui orangtua sang gadis. Lalu pasangan tersebut sepakat menentukan hari untuk melakukan colongan (penculikan). Namun colongan inipun ada aturannya. Saat sang pria melakukan colongan dia harus ditemani oleh colok (utusan). Colok bisa dibilang tokoh masyarakat atau orang yang dianggap mempunyai kepandaian dan dihormati di wilayah tersebut.
Fungsinya adalah mengawasi proses colongan dan selanjutnya memberitahukan hal tersebut kepada orangtua sang gadis. Itulah mengapa dibutuhkan sosok yang dihormati untuk menjadi seorang colok karena colok ini akan menjelaskan secara langsung kepada orangtua si gadis bahwa anaknya telah dilarikan.
Saat seorang colok memberitahu hal itu kepada orangtua si gadis, biasanya mereka akan setuju karena mereka menganggap bahwa anak gadis mereka sudah tak suci lagi. Dengan demikian pihak si gadis sudah tak mempunyai alasan lagi untuk menolak pernikahan calon pengantin karena jika mereka menolaknya, hal tersebut malah menjadi aib keluarga. Orangtua sang gadis bersama colok akan langsung mendiskusikan hari pernikahan calon pengantin.
Tradisi kawin colongan ini jarang sekali berakhir di pengadilan karena masyarakat suku Osing menganggapnya sebagai bagian dari adat dan tradisi.

Reply With Quote
  #2  
Old 6th February 2015
metatron's Avatar
metatron metatron is offline
Ceriwis Lover
 
Join Date: Jun 2014
Posts: 1,000
Rep Power: 13
metatron mempunyai hidup yang Normal
Default

Quote:
Masyarakat Banyuwangi pun tak menganggap hal tersebut sebagai tindak kejahatan, justru hal itu dianggap sebagai simbol keberanian dan kejantanan si pria dalam menghadapi perseteruan antara pihaknya dengan pihak perempuan.
Tradisi atau budaya itu kadang sulit dinalar....
Reply With Quote
  #3  
Old 11th September 2019
indah75's Avatar
indah75 indah75 is offline
Senior Ceriwiser
 
Join Date: Apr 2016
Location: Klaten
Posts: 5,189
Rep Power: 16
indah75 mempunyai hidup yang Normal
Default

Sebisa mungkin diusahakan mendapatkan restu...karena kalau tanpa estu orang tua akan hambar dan juga orang tua hatinya merasa sakit kalau anaknya melawan. lebih baik bersabar sambil berdoa.....
Reply With Quote
Reply


Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 05:12 AM.


no new posts