Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > DISKUSI > Misteri, Horror, Supranatural

Misteri, Horror, Supranatural Yuk baca cerita horor, lihat dan share penampakan mahluk gaib disini. Boleh juga membuka konsultasi ramalan,tarot dan sejenisnya

Reply
 
Thread Tools
  #1  
Old 11th June 2010
blueparadise's Avatar
blueparadise blueparadise is offline
Super Moderator
 
Join Date: Jun 2010
Posts: 5,258
Rep Power: 114
blueparadise has disabled reputation
Default Perburuan Mustika Biji Batu Badar



Perjalanan untuk mendapatkan mustika yang ini memang cukup menegangkan. Tidaklah semudah mendapatkan mustika-mustika yang lain. Setidaknya, begitulah pengalaman yang sudah Misteri alami. Betapa hebat perjuangan yang harus Misteru lalui. Sungguh sebuah perjalanan yang sangat melelahkan, sekaligus menegangkan. Mustika yang satu ini bernama Biji Batu Badar. Masyarakat setempat menyebutnya sebagai Buntet Paring. Berkat perjuangan yang gigih dan tak kenal menyerah, Biji Batu Badar ini akhirnya Misteri dapatkan di daerah Hulu Sungai Selatan (HSS), Kalimantan Selatan. Mustika gaib ini Misteri temukan di sebuah rerimbunan hutan bambu yang sangat angker dan sangat jarang dikunjungi orang.
Begitu angkernya hutan bambu ini, sehingga menjadi suatu tempat yang amat terlarang. Diyakini masyarakat setempat bahwa jalan menuju hutan tersebut dijaga oleh siluman-siluman yang tak kenal kata kompromi. Menurut cerita para penduduk yang desanya bersebelahan dengan hutan bambu angker itu, selain banyak mustika, juga banyak bambu petuk yang memang sering diburu oleh orang-orang dari luar daerah. Akan tetapi, sangat jarang orang yang bisa mendapatkan bambu petuk. Apalagi mustika-mustika dalam wujud lainnya.
Kegagalan tersebut dapat saja terjadi karena sudah barang tentu para penunggu hutan bambu itu akan selalu menghalangi niat orang-orang yang mau masuk ke daerah kekuasaannya, terlebih tujuan mereka ingin mengambil mustika-mustika yang ada di dalamnya.
Misteri sendiri tahu cerita mengenai hutan bambu angker itu dengan tidak direncenakan sebelumnya. Waktu itu Misteri bersama seroang teman dan seorang famili mengunjungi salah seorang kerabat lama. Sebut saja namanya Mbah Dul. Disamping sahabat, orang ini juga sudah Misteri anggap sebagai salah seorang guru spiritual Misteri. Dulu, Mbah Dul banyak memberikan petunjuk mengenai sejumlah ilmu kekebalan dan pengasihan. Setahu Misteri, memang sudah hampir seluruh hidup Mbah Dul digunakan untuk mempelajari berbagai ilmu kanuragan.
Kendatipun demikian, Mbah Dul termasuk sosok yang sangat rendah hati. Buktinya, dia masih tetap mau belajar dari siapapun. Walaupun Mbah Dul memiliki ilmu yang tinggi, tapi dia selalu bersikap rendah hati.
Kedatangan Misteri kali ini ke kediaman Mbah Dul sesungguhnya dengan niat awal ingin meminta petunjuk mengenai Biji Batu Badar. Menurut Mbah Dul, dengan karomah mustika yang satu ini, orang akan bisa mempunyai kekebalan terhadap benda-benda tajam, dan kekuatan-kekuatan lainnya. Dari petunjuk Mbah Dul inilah Misteri akhirnya tahu bahwa Biji Batu Badar mempunyai kekuatan super ampuh untuk menjaga diri.
�Bila kekuatannya sudah menyatu dengan diri kita, maka tak mustahil kita bisa tahan terhadap terjangan senjata api,� tandas Mbah Dul.
Setelah mendapat petunjuk demikian, saya semakin bersemangat untuk segera mendapatkan Biji Batu Badar tersebut. Pucuk dicinta ulam pun tiba! Pepatah ini seakan mengena dengan diriku. Mbah Dul mengatakan bahwa mustika semacam itu hanya bisa diperoleh di hutan bambu yang angkar, yang kebetulan berada di seberang desa tempat tinggalnya.
�Untuk mendapatkan Biji Batu Badar, sebelum memasuki hutan bambu, kau pasti akan dihadang oleh penghuni gaib yang menungguinya. Dan Biji Batu Badar itu berada di dalam ruas-ruas bambu. Jadi, walaupun sudah berada di hutan bambu yang dimaksud, kau tidak mungkin bisa dengan mudah melihatnya. Karena benda tersebut berada dalam bamboo,� papar Mbah Dul membeberkan hal yang sebenarnya. Jujur saja, nyali Misteri sedikit ciut mendengar cerita ini.
�Lantas, bagaimana caranya supaya kita bisa mendapatkan mustika itu, Mbah?� Tanya Misteri kemudian sambil berusaha menguasai diri.
Dengan panjang lebar Mbah Dulu memberitahukan rahasia untuk mendapatkan mustika itu, sampai akhirnya Misteri benar-benar mengerti duduk persoalan yang sesungguhnya..
Setelah malamnya mendapatkan penjelasan mengenai mustika Biji Batu Badar, pagi-pagi sekali Misteri sudah meminta restu dari Mbah Dul. Menjelang sore, saya sudah sampai di lokasi pencarian. Dengan membawa obor dan lampu senter sebagai alat penerangan serta keperluan sesaji, saya berjalan menerbos masuk ke dalam hutan bambu, yang jaraknya kira-kira berjarak 4 Km dari pusat kota.
Melewati perkebunan karet dan pematang sawah serta jalan setapak, akhirnya sampailah Misteri dan dua orang anggota tim lainnya di mulut hutan angker itu. Misteri agak terkejut, karena saat meluhat jam di tangan, ternyata waktu sudah menunjukkan pukul 22.02 WIB. Rasanya, sang waktu berjalan begitu cepat.
Suasana yang gelap membuat kami harus waspada terhadap hal-hal yang tidak kami inginkan. Langit biru dihiasi bintang-bintang dan awan tipis berwarna putih yang menggantung di angkasa.
Sahen dan Yono, dua anggota tim Misteri, segera mencari tempat yang nyaman untuk bersemedi. Tak ketinggalan pula Misteri. Dengan ilmu gaib yang kami miliki, kami bermaksud meminta ijin dari sang gaib yang mbaurekso hutan bambu itu.
Sebelum memulai semedi, Sehan segera menyalakan obar di tangannya. Obor ini kemudian ditancapkan pada sebatang ranting pohon agar dapat berdiri dan bisa sedikit menyinari tempat kami bersemedi.
Sembilan batang dupa dan perapian untuk kemenyan kami nyalakan. Kami masing-masing berdoa pada Yang Maha Kuasa, agar dilindungi dari marabahaya dan tetap diberikan kekuatan untuk menghadapi segala kemungkinan buruk yang akan terjadi..
Sepuluh menit kemudian perapian kemenyan yang kami bakar telah menyala sempurna dan telah membara. Dengan duduk bersila, Misteri keluarkan perlengkapan yang dibawa oleh tim, yaitu kembang campur, 3 batang rokok lisong, kopi pahit dan manis masing-masing 1 gelas.
Kemenyan Misteri taburkan pada bara api, dan membumbunglah asapnya ke udara bebas. Wangi harumnya langsung dibawa sepoi angina ke berbagai penjuru.
Keadaan begitu sunyi. Sejauh mata memandang, di tempat kami bersemedi tidak nampak adanya orang lain di sekitar kami berada. Walau diperjalanan tadi kami masih sempat bertemu dengan beberapa orang yang melewati perkebunan karet dan pematang sawah, namun di sini tak terdapat tanda-tanda adanya orang lain selain kami bertiga.
Dalam keadaan yang sunyi, doa kami panjatkan. Setelah itu kami pun mencoba melakukan kontak gaib dengan para makhluk halus, agar kami bisa segera masuk ke hutan bambu mencari dan mendapatkan mustika Biji batu badar yang legendaris itu.
Setelah mantera dibaca dan doa dipanjatkan, sekitar 15 menit kemudian, Misteri coba mengheningkan diri seraya menajamkan mata batin untuk coba masuk kea lam gaib. Ya, kami masing-masing melakukan hal yang sama. Lalu, apa yang terjadi kemudian?
Kira-kira 2 jam kami berdiam dalam keheningan, ternyata tidak ada penampakkan ataupun tanda-tanda berupa respon dalam bentuk apa saja oleh makhluk halus yang mbaurekso tempat itu.
Di tengah sjuasana yang menegangkan,. Misteri memandang ke angkasa. Terlihatlah bulan sabit dengan sinarnya yang redup. Sang rembulan baru mau menampakkan diri, setelah sejak sore tadi dia enggan menampakkan sinarnya karena terhalang oleh awan yang menghitam di cakrawala. Angin sepoi-sepoi yang meniup dari sela-sela pohon, perlahan berubah agak kencang.
Misteri tahu kalau sesuatu akan terjadi. Karena itu dengan hati-hati Misteri perbaiki posisi duduk semedi. Dengan tetap memohon keselamatan dari Tuhan, Misteri berkonsentrasi penuh menjaga kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi.
Tak berapa lama setelah itu, dalam hitungan detik, tiba-tiba angin yang bertiup Misteri rasakan seperti mendadak berhenti. Apa yang terjadi? Sebelum Misteri dapat menemukan jawaban, tiba-tiba angin yang sangat kencang sekali berhembus dan mengempas dengan keras. Akibatnya, obor yang sedari tadi menyala, seketika menjadi padam. Suasana di sekeliling kamipun mendadak berubah gelap-gulita.
�Tenang, jangan sampai ada yang meninggalkan lokasi!� Bisik Misteri kepada Sahen dan Yono.
Setelah Misteri berbisik demikian, tanpa Misteri ketahui dari mana datangnya, tiba-tiba dihadapan kami telah berdiri 2 sosok makhluk hitam legam. Ukura tubuhnya sebesar gajah dewasa. Kedua makhluk itu nampak menyeringai, memperlihatkan gigi-giginya yang putih terkena sinar rembulan.
Hih, betapa menakutkan. Mulut makhluk itu sebesar lingkaran ember plastik, dengan rambutnya tergelung keatas. Kedua tangannya bertolak pinggang, seolah menantang kami. Dan yang amat menjihjikan, dari mulutnya mengalir air liur yang sangat anyir baunya. Anehnya, kedua makhluk ini sekali-kali menghisap sesuatu yang mirip rokok lisong, hanya besarnya mungkin seukuran dengan singkong.
Rupanya, kedua makhluk ini adalah genderowo penunggu hutan bambu. Walau melihatnya dalam keremangan, tapi Misteri merasa yakin kedua makhluk itu berlainan jenisnya. Ya, mereka laki-laki dan perempuan. Mungkin saja mereka sepasang kekasih.
Sambil menekan rasa takut dan nyali yang sudah mulai menciut, Misteri coba melakukan kontak gaib dengan mereka. Ternyata yang dominan merespon keinginan Misteri adalah yang perempuannya, sedangkan yang laki-laki hanya berdiam diri sambil bertolak pinggang dan mengawasi kami dengan bola mata yang menyala kemerahan.
Dalam dialog batin itu, MIsteri katakana keinginan Misteri yang ingibn mendapatkan mustika Biji Batu Badar yang ada di hutan itu, sekaligus meminta ijin agar diberi kemudahan untuk mengambilnya. Saya katakana bahwa andai Misteri mendapatkannya, maka mustika tersebut akan saya gunakan untuk membantu sesama manusia.
Mendengar pengakuan Misteri itu, spontan kedua genderuwo itu tertawa berbahak-bahak, sambil melompat-lompat seperti kegirangan, atau mungkin merasa lucu. Tingkahnya ini mengakibatkan tanah tempat kami duduk menjadi bergetar. Tak hanya itu, dedaunan pohon bambu yang berada di sekitar kami juga jatuh berguguran dalam seketika.
Setelah itu, keanehan kembali terjadi dengan tanpa kami duga sebelumnya. Genderuwo yang tadinya hanya sepasang, entah darimana datangnya, tiba-tiba bertambah menjadi tiga pasang atau 6 sosok. Ukuran tubuh mereka juga sama yaitu sebesar gajah dewasa berbobot sekitar 1000 Kg.
Setelah kemundulan 2 pasang genderuwo itu, pontan aura magis yang ada di sekitar tempat kami menjadi bertambah mencekam.
�Tidak semudah itu, hai manusia. Untuk mendapatkan apa yang kalian inginkan dari tempat ini, tentu saja ada syaratnya!� Kata genderuwo perempuan yang sedari tadi melayani dialog batin yang Misteri lakukan. Misteri meyakini kalau yang ini jenisnya perempuan sebab nampak jelas dari payudaranya yang sebesar pendaringan, bergelantungan sedemikian rupa.
Agaknya, yang perempian ini memang menjadi pemimpin genderuwo di tempat hutan angker ini.
�Syarat apa yang harus kami lakukan?� Tanya Misteri.
�Kalian harus menebusnya dengan sesaji yang kami perlukan,� katanya lagi.
Dengan cepat Misteri keluarkan sesisir pisang raja dan seekor ayam betina berbulu putih. Misteri lalu menyembelih ayam tersebut dan meletakkannya di sisi pendupaan yang sedari tadi tetap menyala, dengan asap kemenyan yang tetap membumbung ke udara. Hal ini Misteri lakukan sesuai dengan petunjuk Mbah Dul yang dia jelaskan saat kami berkunjung ke rumahnya. Dan perlengkapan sesaji ayam putih dan lainnya memang sudah kami siapkan ketika kami meninggalkan rumah Mbah Dul pagi tadi.
Setelah memberikan sesajen ini, aneh bin ajaib, 6 makhluk genderuwo itu tiba-tiba lenyap dan angin disekitar kami kembali tenang dan bertiup secara alami. Hal ini merupakan pertanda bahwa kami telah diijinkan untuk memasuki hutan bambu guna mencari mustika Biji Batu Badar.
Semua sesaji yang kami persembahkan, kami tinggalkan di tempat itu. Setelah mengatur rencana lanjutan, kami pun segera melangkah menuju bagian hutan bambu yang lebih dalam lagi..
Berkisar setengah jam MIsteri berada di hutan bambu itu dengan obor dan senter ditangan, MIsteri terus mencari kira-kira bambu mana yang akan kami tebang. Menurut Mbah Dul, Biji Batu Badar memang berada di dalam ruas bambu.
Tak hanya Misteri yang melakukan pekerjaan mencari-cari itu. Demikian pula halnya dengan Sahen dan Yono. Pokoknya, untuk mendapatkan Biji Batu Badar itu, kami harus menebang bambu satu persatu. Sungguh suatu pekerjaan yang rasanya mustahil untuk dilakukan. Bayangkan, dari ribuan bambu yang tumbuh di situ, mungkin hanya ada satu bambu yang di dalamnya terdapat mustika Biji Batu Badar.
Dalam ketidakmengertian, entah apa sebabnya, tiba-tiba di sebelah kiri Misteri ada sebatang bambu yang patah dengan sendirinya. Sudah barang tentu, hal ini membuat Misteri, juga Sahen dan Yono menjadi takut dan hampir lari meninggalkan hutan itu.
Beruntung, Tuhan masih memberi ketabahan dan kekuatan pada kami. Pikir Misteri, bambu yang patah itu yang diijinkan oleh penunggunya untuk kami bawa pulang.
Anehnya lagi, selang beberapa saat kemudian, di sebelah kanan kami berada, 2 batang bambu tiba-tiba juga tumbang dengan sendirinya.
Dengan mandau yang kami bawa dari rumah, bambu-bambu yang patah itu kami tebas sampai terlepas dari rimbunnya, dan menyeretnya sampai ke tempat dimana kami tadi bersemedi. Karena disitu adalah tanah lapang dan pohon-pohon singkong yang tumbuh liar.
Tiga batang bambu dengan sangat hati-hati kami belah untuk dilihat bagian dalam ruasnya, kalau-kalau benda yang kami cari memang ada di dalamnya.
Dengan tetap menggunakan penerangan obor yang kami bawa, akhirnya terbelahlah batang-batang bambu itu. Benar saja! Biji Batu Badar yang kami cari memang berada di dalam ruas bambu-bambu itu. Dari 3 batang bambu yang kami belah, kami menemukan 4 butir mustika Biji Batu Badar. Tentu saja hal ini membuat kami bersuka cita, sebab perjalanan yang berat dan menegangkan ternyata telah membuahkan hasil.
Setelah membersihkan tempat sesaji yang kami gunakan dan mengubur bangkai ayam putih itu, kami bertiga meninggalkan tempat itu dengan tidak lupa kami semua bersemedi kembali untuk menyampaikan syukur pada Tuhan Yang Maha Esa, dan berterima kasih kepada penghui gaib hutan bambu angker tersebut.
Ketika kami meninggalkan tempat itu, mentari sudah mulai memancarkan sinarnya di ufuk timur. Kami pun beristirahat sejenak untuk menghirup kopi panas di sebuah kedia�.
Begitulah pengalaman menegangkan memburu mustika Biji Batu badar. Kini, dari 4 Biji Batu Badar yang kami dapatkan di Hulu Sungai Selatan itu, satu diantaranya telah Misteri hibahkan kepada salah seorang kerabat yang sering bertugas sebagai komandan pasukan di TNI. Maksudnya agar dia selalu selamat dalam tugas-tugasnya.
Yang masih ada pada Misteri saat ini adalah tiga lagi. Yang satunya Misteri pakai sendiri buat keselamatan dan kekuatan batin guna membantu orang-orang yang minta bantuan pada Misteri.
Walaupun peristiwa yang menegangkan ini sudah berlalu 3 tahun yang lalu, tepanya Februari 2004, namun hal itu masih tetap menjadi kenangan yang mengasyikan bagi Misteri dalam mengarungi perjalanan yang penuh dengan kegaiban.








__________________



Reply With Quote
Reply


Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 05:27 AM.


no new posts