FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Misteri, Horror, Supranatural Yuk baca cerita horor, lihat dan share penampakan mahluk gaib disini. Boleh juga membuka konsultasi ramalan,tarot dan sejenisnya |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]() ![]() Waktu telah siang, sebab matahari sudah berada di atas kepala. Tetapi keadaan tempat itu masih tetap sepi. Belum banyak orang yang datang. Yang ramai terdengar justeru suara burung yang sedang berkicau di atas dahan pepohonan. Sebelumnya, untuk mencapai tempat keramat ini, Misteri harus berjalan menuruni tebing yang cukup curam. Untungnya, tebing itu sudah dipangkas sedemikian rupa, sehingga tersusunlah undakan-undakan tangga yang terbuat dari potongan bambu. Dengan begitu, kita tak perlu takut terpeleset sebelum mencapai lokasi yang akan dituju. Tiba di lokasi, sejanak Misteri istirahat di bawah pohon trembesi besar yang daunnya menari-nari tertiup angin. Asri dan tenteram rasanya. Di sampaing itu, Misteri juga sempat melihat ayam-ayam berkisar yang sedang hinggap dipohon-pohon yang banyak terdapat di sana. Tak kalah eksotik adalah kemunculannya burung-burung puyuh yang berlarian di bawah semak-semak, seolah saling berkejaran. Demikianlah sekilas gambaran suasana yang bisa kita saksikan dan rasakan sendiri saat mengunjungi Goa Gambir, yang terletak di Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Konon, di balik keindahan alamnya yang masih asri, menurut cerita masyarakat setempat, kawasan hutan ini merupakan salah satu tempat yang bisa dijadikan ajang untuk pertemuan dengan lelembut, dan melakukan kontak gaib dengan mereka. Obyek wisata alam ini memang menyuguhkan panorama indah lereng gunung Wilis dengan cirri khas batu padas. Panorama di sini didukung dengan tanaman hutan yang masih asli, seperti ketapang, gebang, dan keben. Tapi yang lebih dominan di sini adalah barisan pohon mangga. Ya, didekat Goa Gambir memang terdapat hutan mangga yang luasnya diperkirakan hampir 159 hektar. Apalagi kalau sudah musimnya mangga berbuah, para pengunjung bisa makan mangga sampai mabok, tanpa perlu membayar sepeserpun. Siapa pun cukup memetik sendiri, tanpa perlu membelinya. Menikmati pemandangan alam lereng gunung Wilis yang masih perawan, hanya dengan beralas tikar atau Koran di atas tanah padas yang memang bersih, sungguh merupakan kenangan tersendiri. Tanah padas yang berwarna merah yang bisa digunakan untuk membangun rumah itu termasuk dari jenis yang langka. Karena itu, warga masyarakat disana kalau membangun rumah tidak memerlukan pasir dari sungai Brantas. Mereka biasanya cukup menggunakan tanah padas itu. Yang menarik, Goa Gambir dipercaya menyimpan kekuatan mistis tertentu. Ikhwal munculnya kepercayaan ini, besar kemungkinan disebabkan karena tempat ini terletak di lereng gunung Wilis yang memang terkenal penuh misteri. Karena kuatnya kepercayaan tersebut, maka tidak semua orang yang datang ke Goa Gambir ini untuk tujuan menikmati keindahan alam untuk sekedar melepaskan kepenatan pikiran. Namun, banyak juga orang yang datang ke sana dengan tujuan khusus, seperti semedi guna mempertajam kepekaan batin, ngalap berkah, hingga untuk mencari pesugihan. Nah, fenomena yang terakhir inilah yang cukup menggelitik rasa keingintahuan Misteri untuk menyambangi Goa Gambir. Apalagi menurut beberapa sumber yang berhasil dijaring, disebutkan bahwa sudah banyak orang yang berhasil setelah melakukan semacam ritual pesugihan di tempat ini. Benarkah seperti itu? Memang, berita kemisteriusan Goa Gambir ini sangat kuat beradar di kalangan masyarakat Kediri dan sekitarnya. Hal ini terjadi setelah ditemukannya apa yang disebut sebagai Padas Mayung, suatu tempat untuk bertapa, dan juga apa yang disebut sebagai Gambar Lumbung. Warga masyarakat sekitar sangat percaya kalau Gambar Lumbung merupakan tempat yang sangat sacral untuk menyimpan hasil pertanian, seperti padi, jagung, gaplek, dan lain-lainnya. Sementara itu, apa yang disebut sebagai Padas Mayung yang terdapat di dalam relung Goa Gambir sejak dahulu sudah terkenal keaangkerannya. Dipercaya oleh warga masyarakat kalau tempat ini berpenunggu sosok gaib yang bernama Singoajag dengan perwujudan seorang laki-laki yang mempunyai taring. Penduduk sekitar Goa Gambir sangat mempercayai adanya kekuatan magis yang bersemayam dalam apa yang disebut sebagai Padas Mayung itu. Bahkan, setiap tahun, yakni bertepatan hari Jum�at Legi sebelum tanggal 1 Suro menurut penganggalan Jawa, penduduk setempat selalu mengadakan upacara sesaji di tempat ini. Hal ini sudah menjadi adat kebiasaan turun-menurun dari zaman dahulu. Adapun maksud dan tujuannya adalah memperingati para leluhur yang telah mendapatkan kemurahan Tuhan berupa tanah yang subur. Konon, apabila tidak melaksanakan upacara sesaji di tempat tersebut, maka warga dusun akan terkena kutuk sang Singoajag. Menurut Mbah Suwito selalu juru kunci Goa Gambir, di zaman dahulu, Goa Gambir pernah digunakan sebagai tempat bertapa Dewi Sekartaji dari kerajaan Kediri. Pada waktu itu, sang puteri hanya ditemani abdi kinasihnya yang bernama Singoajag. Dikisahkan, setelah melakukan tapa barata selama sekian waktu dan permohonannya dikabulkan Tuhan, sang puteri akhirnya kembali ke keratin. Seorang diri dia pergi meninggal Goa Gambir tanpa ditemani abdi kinasihnya. Konon, Singoajag memang disuruh sang puteri untuk tinggal di Goa Gambir tersebut. Dengan sebab cerita itu, sampai sekarang tempat tersebut masih dikeramatkan oleh warga sekitar. Apalagi kalau malam Jum�at Kliwon, banyak orang-orang yang datang ke Goa Gamb8ir. Mereka melakukan ritual ngalap berkah. Yang datang tidak hanya dari Kediri, tapi juga dari Kalimantan dan Jakarta. Para pelaku ritual itu yang ingin mendapat harta benda, juga ada yang ingin mendapat pangkat. Ada yang ingin bekerja lancar, juga ada yang ingin mendapat uang segudang. Kabarnya, banyak yang memang berhasil mendapatkan wangsit di tempat ini. Sebelum Mbah Suwito, yang jadi juru kunci Goa Gambir adalah Mbah Djoyokromo, yang masih eyangnya Mbah Suwito. Karena Mbah Djoyokromo, ayah Mbah Suwito meninggal dunia. Maka yang meneruskan juru kunci Goa Gambir sampai sekarang adalah Mbah Suwito. Anehnya, ketika Misteri melakukan investigasi langsung ke lokasi, ternyata yang disebut sebagai Goa Gambir itu tidak hanya satu. Karena bingung, Misteri terus bertanya kepada Mbah Suwito, �Sebetulnya goa Gambir itu ada berapa Mbah?� Mbah Suwito tidak langsung menjawab, tapi malah bercerita kepada Misteri, bahwa pada sewaktu zaman pemberontakkan PKI, warga sekitar sempat menjaga Goa Gambir dengan ketat, sebab jangan sampai digunakan untuk tempat bersembunyi orang pelarian. Maka dari itu, setiap jalan menuju Goa Gambir terus dijaga oleh warga, siang dan malam. Sejak itulah, juru kunci Goa Gambir yang tadinya hanya satu, berubah menjadi tiga orang. Dijelaskah oleh Mbah Suwito, uborampe untuk upacara sesaji di Goa Gambir berupa sekul anget (berupa lada, nasi dan panggang ayam), juga sekul wangi (terdiri dari minyak wangi, bunga, candu, kemenyan dan lilin). Sebelum upacara sesaji di Goa Gambir dimulai, pelaku harus melakukan upacara �pensucian diri� dengan mandi keramas di pancuran yang terletak persis di bawah goa. Setelah itu, si pelaku diharuskan membakar dupa dengan duduk bersila, memohon kepada Tuhan, supaya diberi keselamatan di dunia dan akherat, dan dijauhkan dari mara bahaya. �Begitulah menurut kepercayaan yang se;ama ini berjalan di tengah masyarakat sekitar Goa Gambir ini. Jadi, tidak benar kalau goa ini menjadi ajang pesugihan. Disini, kita tetap meminta kepada Yang Di Atas,� tandas Mbah Suwito.
__________________
![]() |
![]() |
|
|