
13th February 2011
|
 |
Moderator
|
|
Join Date: May 2010
Posts: 9,012
Rep Power: 59
|
|
Selat Sunda Diperketat, Antrean Padat
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Minggu, 13 Februari 2011, 19:04 WIB
|
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS.com - Antrean panjang kendaraan, khususnya truk, semakin sering terjadi di Bakauheni pascamusibah KM Laut Teduh II yang terbakar di Selat Sunda. Faktor kehati-hatian operator dan regulator penyeberangan kapal dipandang memicu antrean panjang itu.
Pihak Syahbandar dan PT ASDP Indonesia Ferry Bakauheni dan Merak menerapkan kebijakan pemerketatan manifest data penumpang per 1 Februari 2011 pascamusibah KM Laut Teduh II. Setiap penumpang, khususnya yang berjalan kaki, kini wajib dicatatkan identitasnya.
Begitu pula dengan sopir-sopir truk dan travel. Form isian ini diberikan di loket pembayaran dan wajib diisi, serta diserahkan ke awak kapal. "Jadinya kan memakan waktu tambahan. Dari biasanya hanya butuh waktu dua menit, kini jadi lima menit lebih," ujar Elon (40), sopir truk asal Bandar Lampung, Sabtu (12/2/2011).
Akhir pekan lalu, antrean panjang truk yang hendak menyeberang di Pelabuhan Bakauheni, Lampung Selatan, masih terus terjadi. Ratusan truk terlihat antrea hingga ke luar areal pelabuhan, yaitu hingga Pasar Bakauheni. Jalur yang menuju ke arah pelabuhan dipenuhi truk.
Selama beberapa hari sebelumnya, a ntrean ini bahkan sempat mengakibatkan kemacetan di jalan lintas pantai timur Sumatera sepanjang hingga 2,5 km. Akibatnya, sopir-sopir truk terjebak selama sehari semalam sebelum akhirnya bisa menaiki kapal feri.
Faktor kehati-hatian juga membuat operator buru-buru melakukan perawatan terhadap kapal-kapalnya. Berdasarkan data PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Bakauheni, saat ini, terdapat tujuh kapal sekaligus yang tengah ikut perawatan rutin (docking). Enam lainnya tidak beroperasi. Padahal, hari-hari sebelum-sebelumnya, rata-rata hanya 2-3 kapal yang menjalani docking sekaligus.
Akibatnya, jumlah kapal yang beroperasi sangat sedikit yaitu rata-rata 18 kapal. Padahal, normalnya, jalur padat penumpang ini dilayani di atas 20 kapal per hari. Akibat pengetatan manifest data, waktu sandar kapal pun semakin lama, kini menjadi rata-rata 1,5 jam 2 jam dari normalnya 1 jam.
"Proses (bongkar muat) kapal sekarang tidak seperti dulu. Kalau dulu bisa cepat karena penumpang dan kendaraan bisa begitu saja naik (ke atas kapal). Sekarang kan harus dicatat dulu, di kapal lalu dilakukan pengecekan manifest lagi. Kemudian, manifest dibawa ke Syahbandar baru keluar SIB (surat izin berlayar)," tutur I Putu Widhiatmaja, petugas dari PT ASDP Indonesia Ferry Bakauheni.
Dermaga minim
Selain ketentuan manifest, berdasarkan pantauan, tidak maksimalnya pelayanan jasa penyeberangan di Bakauheni juga dipicu persoalan fasilitas. Dari lima dermaga yang dapat dimanfaatkan di Pelabuhan Bakauheni, hanya tiga yang kini dioptimalkan.
Dermaga plengsengan kini banyak digunakan untuk perawatan kapal, sementara dermaga IV tidak optimal karena tidak memiliki fasilitas peredam benturan kapal (dolphin). Padahal, jika kelima dermaga beroperasi sekaligus, ditambah banyaknya kapal, perjalanan kapal pun akan semakin banyak.
|
|
Yak. Terima kasih sudah mengunjungi thread "Selat Sunda Diperketat, Antrean Padat".
Alright. Thanks for your visit in thread "Selat Sunda Diperketat, Antrean Padat".
|
|