
16th February 2011
|
 |
Ceriwis Geek
|
|
Join Date: Nov 2010
Location: PIC#01
Posts: 19,459
Rep Power: 0
|
|
Ahmadiyah Lahore Minta MUI Revisi Fatwa Sesat
Quote:
TEMPO Interaktif, Kediri -Gerakan Ahmadiyah Lahore Indonesia (GAI) mendesak Majelis Ulama Indonesia merevisi fatwa sesat yang ditujukan kepada Ahmadiyah. Fatwa tersebut dinilai merugikan kelompok Ahmadiyah Lahore yang berbeda dengan Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI).
Sekretaris GAI Kediri Mutohir Alabas mengatakan, fatwa MUI yang menyatakan Ahmadiyah sebagai aliran sesat harus diluruskan. Sebab fatwa tersebut tidak menjelaskan secara tegas kelompok Ahmadiyah mana yang dimaksud. GAI sendiri diklaim Mutohir tidak memiliki perbedaan dengan ajaran Islam pada umumnya. �Kami inilah Ahmadiyah yang sebenarnya,� kata Mutohir kepada Tempo, Rabu (16/2).
Akibat fatwa tersebut yang diikuti dengan terbitnya SKB tiga menteri, anggota GAI yang tersebar di Indonesia dengan mayoritas berada di Kediri merasa was-was. Mereka khawatir masyarakat akan ikut-ikutan memusuhi dan melakukan tindakan anarkis seperti yang terjadi di Cikeusik, Banten.
Ketua GAI Kediri Usman Gumanti menjelaskan Mubaligh Besar Ahmadiyah Lahore pernah mengklarifikasi fatwa tersebut kepada MUI agar tidak menimbulkan salah tafsir. Dari sana diketahui jika pernyataan sesat yang dikeluarkan MUI ditujukan kepada JAI. �Hanya saja sampai sekarang fatwa tersebut tak juga direvisi,� katanya.
Perbedaan GAI dengan JAI, menurut dia, sangat fundamental. Kelompok GAI tidak mengangkat Hazrat Mirza Ghulam Ahmad sebagai Nabi dan tetap mengakui Muhammad SAW sebagai Rasulullah, sedangkan JAI sebaliknya. Demikian pula dengan kitab suci Al Quran yang masih menjadi satu-satunya pedoman hidup bagi anggota GAI.
Perpecahan Ahmadiyah ini dipicu dari munculnya perbedaan pendapat yang penting dan mendasar pasca meninggalnya Mirza Ghulam Ahmad tahun 1908. Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad, Pemimpin Gerakan Ahmadiyah baru yang juga putra Mirza Ghulam Ahmad mengangkat ayahnya sebagai Nabi.
Mereka yang setuju dengan pendapat itu bergabung dalam Jemaat Ahmadiyah yang dikenal sebagai Ahmadiyah Qadian karena pusatnya di Qadian, India. Sedangkan yang tak setuju tergabung dalam Ahmadiyah Anjuman Isy`ati Islam yang berpusat di Lahore. Kelompok terakhir ini masih berpegang teguh pada ajaran Islam.
Di Indonesia sendiri keberadaan anggota GAI atau Ahmadiyah Lahore cukup sedikit. Jumlah mereka kalah banyak dibandingkan Jemaat Ahmadiyah Indonesia.
Uniknya, kehidupan anggota GAI di Kediri sangat berbaur dengan kelompok lain. Bahkan tak sedikit anggota GAI yang juga anggota Nahdlatul Ulama maupun Muhammadiyah. Hal itulah yang membuat Kediri menjadi kantong massa GAI terbesar di Indonesia dengan jumlah sekitar 400 orang. �Saya sendiri kerap mengisi pengajian NU,� kata Usman.
HARI TRI WASONO
|
|