FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Travel, Wisata, Liburan Suka jalan-jalan dan traveling ke berbagai mancanegara? yuk sharing dan berbagi tips disini |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]()
Sekedar ingin share buat yang disini Tulisan yang mungkin bisa jadi renungan buat kita semua [maap ada tambahan sedikit judul dari aslinya] [/quote][quote] -=oOo=- SUDAHKAH KITA MENJADI PENDAKI YANG RENDAH HATI? ![]() Sobat-sobatku, pernahkah mendengar nama Tenzing Norgay (TN)? Kalo anda belum pernah membaca atau mendengar nama itu, bagaimana kalau saya sebutkan nama Sir Edmund Hillary (SEH) ? Kalau nama terakhir ini�.pasti sebagian besar dari kita pasti mengenal nama tersebut. Ya�. SEH adalah orang pertama di dunia yang berhasil mencapai puncak Gunung Everest. Tetapi kali ini kita tidak akan membahas Sir Edmund Hillary tetapi Tenzing Norgay. Beliau adalah seorang penduduk asli Nepal yang menjadi Sherpa (pemandu bagi para pendaki yang ingin mendaki Gunung Everest). Tanggal 29 Mei 1953 pukul 11.30 adalah saat yang bersejarah dimana TN bersama SEH berhasil menggapai puncak tertinggi Everest di ketinggian 8.848 mdpl, dan keberhasilan tersebut menjadi inspirasi bagi ribuan bahkan jutaan pendaki untuk mengikuti jejaknya. Keberhasilan tersebut sangatlah luar biasa dan fenomenal, mengingat selama kurun waktu 32 tahun sebelumnya banyak climber yang mencoba tuk mencapai puncak tertinggi Everest tetapi selalu mengalami kegagalan. Kalo kita lihat di balik kesuksesan SEH menjadi orang pertama yang berhasil menggapai atap dunia, TN memiliki andil yang sangat besar. Beberapa saat, setelah kembali dari puncak Everest, hampir semua reporter dunia berebut mewancarai SEH. Sedangkan TN hanya diwawancarai oleh seorang reporter saja. Dalam wawancara tersebut dapat diketahui bahwa sebenarnya posisi TN selalu di depan SEH. Tetapi ketika kurang satu langkah beliau mempersilahkan SEH untuk menjejakkan kakinya dan menjadi orang pertama yang berhasil meraih Puncak Gunung Tertinggi di dunia tersebut. Ketika di tanya mengapa Tenzing Norgay melakukan itu? Dengan rendah hati beliau menjawab bahwa menjadi orang pertama yang menggapai puncak Everest adalah IMPIAN Sir Hillary. Sedangkan IMPIAN Tenzing adalah mengantar Sir Hillary menggapai IMPIANnya. Sobat, banyak pelajaran berharga yang bisa kita petik dari seorang Tenzing Norgay. Selain climber dan pemandu yang hebat tentunya, beliau adalah seorang yang sangat rendah hati, respect kepada orang lain, tidak serakah, tidak iri dengan keberhasilan, nama besar, dan penghargaan yang sudah diterima oleh Sir Edmund Hillary. Beliau cukup berbangga dengan membantu seseorang mewujudkan impiannya. Kalau kita mau jujur pada diri kita sendiri, pasti sangat sulit untuk bersikap seperti Tenzing Norgay�Tidak jarang kesombongan masih menghinggapi kita. Seringkali kita terlalu membanggakan kekuatan daya tahan fisik kita, kepintaran otak kita yang tidak seberapa, menganggap remeh orang-orang lain yang lebih muda, beranggapan bahwa kita adalah yang �paling hebat�. terbaik�terkuat�.terpandai�dan masih banyak �ter�.ter�.� yang lainnya. Dan sering kita merasa orang lain tidak ada apa-apanya bila dibandingkan dengan diri kita. Acapkali terlupa bahwa kita tetaplah manusia biasa yang mempunyai banyak kelemahan. Tidak ingat bahwa di atas langit�. masih ada langit yang lebih tinggi� Bila masih ada setitik kesombongan, seharusnya kita malu pada Tuhan Yang Maha Besar. Malu pada sherpa yang luar biasa dan rendah hati ini. Malu juga pada pendaki-pendaki hebat Indonesia yang tetap rendah hati seperti Soe Hok Gie, Norman Edwin, Bang Herman Lantang, Om �Don� Hasman, Kang Bongkeng, Kang Sabar Gorky dan masih banyak yang lain. Oleh karena itu, bila masih ada takabbur di hati kita, maka kita harus bisa berjanji pada diri kita pribadi. Buang semua kesombongan, karena manusia hanyalah setitik debu di tengah alam semesta. Menjadi hamba Tuhan yang baik, santun pada alam ini, ramah dan mau berbagi kebaikan dengan siapapun, hormat kepada yang lebih tua, menyayangi kepada yang lebih muda. Bukankah itu lebih baik? Sebagai bahan perenungan, Sudahkah kita menjadi pendaki gunung yang rendah hati? Maukah kita? Mampukah kita? Semoga kita mau dan mampu...Amien� By : Singgih ([email protected]) [/spoiler][spoiler=open this] for SUMBER: UMU MAGAZINE -=oOo=- Sekali lagi, Tulisan yang mungkin bisa jadi renungan buat kita semua Entah itu pendaki, pejalan, traveller, backpacker, flachpacker dan apapun itu namanya... Terkait:
|
![]() |
|
|