Kelabu menyelimuti kawasan Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) saat gunung merapi teraktif di dunia itu meletus
Kawasan hutan negara di wilayah Magelang, Boyolali, Klaten dan Sleman yang semula selalu menghijau
kini telah berubah warna setelah letusan aktif mulai 26 Oktober 2010 lalu yang menyemburkan awan panas dan abu vulkanik
Quote:
SEJARAH PEMBENTUKAN TNGM
Kawasan hutan Gunung Merapi merupakan kawasan hutan Negara, bernilai penting dan strategis karena berfungsi sebagai daerah tangkapan air
yang bermanfaat bagi wilayah sekitarnya dan merupakan tipe hutan tropis dengan kondisi gunung api yang sangat aktif
Kawasan hutan ini sebelumnya merupakan kawasan yang seluruhnya berfungsi sebagai hutan lindung
kecuali seluas 198,5 Ha yang terletak di Kabupaten Sleman telah ditunjuk sebagai Cagar Alam Plawangan Turgo dan
seluas 131 Ha sebagai Hutan Taman Wisata Alam yang ditetapkan berdasarkan SK Mentan No.155/Kpts/Um/8/1975
Kawasan Hutan Lindung yang berada dalam wilayah administratif daerah Propinsi DIY mencakup 1.461 Ha
Penunjukan Kawasan Hutan Gunung Merapi sebagai Taman Nasional Gunung Merapi sesuai dengan SK Menteri Kehutanan No. 134/Menhut-II/2004
tentang perubahan Fungsi Kawasan Hutan Lindung, Cagar Alam dan Taman Wisata Alam pada Kelompok Hutan Gunung Merapi seluas � 6.410 ha
yang terletak di Kabupaten Magelang, Boyolali dan Klaten Provinsi Jawa Tengah;serta Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Quote:
KONDISI UMUM TNGM
Areal TNGM seluruhnya merupakan Gunung Merapai yang terletak di Kab Magelang, Boyolali dan Klaten Provinsi Jateng dan Kab Sleman, Provinsi DIY
Secara umum terletak pada ketinggian + 50 � 2500 m dpl
Keadaan Topografi TNGM di Bagian barat dan utara wilayah Kab. Klaten berupa lereng Gunung Merapi yang berbatasan dengan kab. Sleman dengan ketinggian 100 � 150 m dpl
Di Kab. Boyolali Berada diantara Gunung Merapi dan Gunung Merbabu yang sudah tidak aktif dengan ketinggian 75 � 1.500 m dpl dengan Empat sungai melintas di wilayah ini (Serang, Cemoro, Pepe dan Gandul)
Kab. Magelang terdapat 3 kecamatan yang merupakan bagian lereng Gunung Merapi terletak pada ketinggian sekitar 500 m dpl, makin kearah puncak Gunung Merapi kelerengan lahan semakin curam
Di bagian Kab. Seleman topografinya landai hingga kelerengan sangat curam dengan ketinggian 100 � 1.500 m dpl
Quote:
POTENSI ALAM TNGM
Merupakan sumber mata air bagi kehidupan masyarakat di sekitarnya Ekosistem dari kombinasi biosystem, geosystem dan sociosystem yang unik, menarik dan dinamis
Biosystem adalah hutan tropis pegunungan yang terpengaruh aktivitas gunung berapi, dengan jenis endemik Castanopsis argentia, Vanda tricolor dan merupakan habitat elang jawa dan macan tutul
Geosystem adalah komplek gunung berapi aktif dari tipe khas strato/andesit dari sesar transversal dan longitudinal pulau jawa
Sociosystem adalah yang merupakan interaksi manusia dengan lingkungan alam berikut pandangan hidup dan budaya bernuansa vulkan
Mempunyai fungsi laboratorium alam untuk pengembangan ilmu pengetahuan, penelitian, pendidikan, peningkatan kesadaran konservasi alam, dan mendukung kepentingan budidaya
Obyek wisata alam (ecotourism) dan socioculture yang menjadi obyek pariwisata yang dapat memberikan kontribusi kepada kesejahteraan masyarakat dan pembangunan daerah
[quote]
PASCA LETUSAN GUNUNG MERAPI 2010
Sedikitnya 3.509 Ha Kawasan TNGM yang berada di lereng Gunung Merapi di Kab. Seleman dan Klaten rusak karena terbakar awan panas dan abu pulkanik
Luas itu mencapai lebih dari separuh dari tiotal areal TNGM seluas 6.400 Ha
Hutan yang mengalami kebakaran paling parah berada di Resort cangkringan dengan luas mencapai 309 Ha, kemudian Resort Kemalang 50 Ha dan Resort Dukun dan Srumbung 100 Ha
Sedang hutan yang rusak akibat abu vulkanik paling banyak di resort Dukun dan Srumbung mencapai luas 1.800 Ha dan resort Cangkrngan 1.300 Ha
Untuk mengembalikan fungsi kawasan TNGM yang merupakan daerah tangkapan air dan merupakan hulu dari Daerah Aliran Sungai (DAS) Prog, DAS Opak dan
DAS Bengawan Solo dan sekitar 27 sungai yang mengalir ke DAS tersebut.
Rehabilitasi Hutan dilaksanakan setelah Gunung Merapi sudah normal, Rehabilitasi untuk 1 Ha hutan di kawasan TNGM diperkirakan membutuhkan dana Rp. 10 - 15 Juta sehingga total biaya rehabilitasi TNGM tersebut mencapai sekitar Rp. 5 miliar (Majalah Kehutanan Indonesia Edisi X)
[/spoiler]
Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for pasca letusan:
Mount Merapi, Java, Indonesia (29 Oct 2010)
The terrain views shown below are rendered using ASTER GDEM data from METI (Japan) and NASA (USA)
Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for pasca letusan:
Mount Merapi, Java, Indonesia (20 Nov 2010)
The terrain views shown below are rendered using ASTER GDEM data from METI (Japan) and NASA (USA)