mengenal wakatobi
[/spoiler][spoiler=open this] for Kabupaten Wakatobi:
JIKA hendak berkunjung ke Wakatobi bulan Juli-September harus siap menghadapi ombak setinggi gunung. Namun, bagi yang berjiwa petualang, ombak besar tidak menjadi halangan untuk mengunjungi gugusan kepulauan di antara Laut Banda dan Laut Flores itu. Bagi yang tidak sanggup menghadapinya, bulan Oktober sampai awal Desember merupakan pilihan terbaik menikmati keindahan di Wakatobi. Begitulah beberapa pesan penduduk Wakatobi yang ditemui di Kota Bau-Bau.
SETELAH menempuh perjalanan 5-6 jam dengan kapal cepat dari Kendari, Bau-Bau menjadi tempat transit masyarakat dan wisatawan yang akan pergi ke Wakatobi. Perjalanan tidak dapat langsung karena jadwal penyeberangan Bau-Bau-Wanci, pintu gerbang Wakatobi terbatas. Lagi pula penyeberangan dengan kapal kayu sekitar satu hari akan sangat melelahkan. Jalur yang biasa dipakai dari Bau-Bau adalah perjalanan darat ke Lasalimu, kecamatan di sebelah tenggara Bau-Bau, sekitar 3 jam. Selanjutnya menyeberang ke Wakatobi. Itu pun jadwal penyeberangan sekali sehari, pukul 06.00. Dapat dibayangkan perjalanan yang sangat tidak praktis, menyita waktu, dan melelahkan.
Sebenarnya Wakatobi tidak hanya mengandalkan transportasi laut dari Bau-Bau atau Lasalimu. Sejak tahun 2001, transportasi udara bisa menjangkau wilayah kepulauan di timur Pulau Buton ini. Sayang, tidak semua bisa memanfaatkannya karena ongkos perjalanan sangat mahal. Kebanyakan wisatawan asing yang berduit yang menggunakannya. Selain itu transportasi udara hanya melayani jalur Denpasar-Wakatobi dengan jadwal tiap 11 hari.
Berdasarkan paparan tersebut, salah besar jika ada yang menyimpulkan bahwa kabupaten pecahan Buton ini terisolasi. Terbukti, setiap hari, tidak tergantung cuaca, masyarakat aktif melakukan pelayaran Wanci-Lasalimu. Bahkan sejak zaman dahulu, mayoritas masyarakat yang termasuk suku Bajau sering berlayar mencari ikan atau merantau ke luar Wakatobi, malahan ke luar Indonesia. Mereka terbiasa hidup di laut dan sanggup beradaptasi dengan alam. Begitu juga dengan wisatawan asing. Tahun 2002 kunjungan wisatawan asing meningkat 22 persen dari tahun sebelumnya 540 orang. Setiap bulan selalu ada wisatawan asing berwisata ke Wakatobi. Bulan Juli-September saat angin timur, kunjungan wisatawan turun 50 persen.
|