
27th February 2011
|
 |
Ceriwis Geek
|
|
Join Date: Nov 2010
Location: PIC#01
Posts: 19,459
Rep Power: 0
|
|
Pengamat: SBY Tak Punya Keberanian Menendang Golkar dan PKS
TEMPO/Ramdani
Quote:
TEMPO Interaktif, Jakarta - Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Ikrar Nusa Bhakti, menyatakan seberapapun besarnya tekanan Partai Demokrat tak akan membuat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengeluarkan Golkar dan PKS dari kabinet maupun koalisi. �SBY tidak punya keberanian politik untuk menendang Golkar dan PKS dari koalisi dan kabinet,� kata Ikrar saat dihubungi Sabtu (26/2) malam.
Soal koalisi partai yang tergabung dalam sekretariat gabungan, Ikrar pun berpendapat sama, yakni SBY tak akan mengambil langkah politik drastis yang dapat mengubah peta politik setgab. �Kalau sampai Golkar dan PKS keluar dari Setgab, itu political blunder buat pemerintahan SBY,� kata dia, �Golkar di dalam kabinet saja sudah bikin pusing, apalagi di luar kabinet.�
Menurut Ikrar, pemerintahan Yudhoyono tak akan mendapatkan keuntungan dengan menyingkirkan Golkar dan PKS. Sebab, pemerintahan Yudhoyono akan kehilangan dukungan besar di parlemen. �Sebanyak 74,6 persen dukungan parlemen akan hilang�, ujarnya.
Alasan lain, kata Ikrar, tawaran politik dari Gerindra dan PDI-Perjuangan untuk bergabung dalam koalisi dan kabinet tak sepadan untuk menggantikan kekuatan Golkar dan PKS. Ia menilai pergerakan politik Gerindra untuk mengawal dukungan parlemen terhadap pemerintah belum sehebat Golkar.
Sedangkan PDIP, walaupun bersedia menaruh kader dan simpatisan dalam kabinet, menurut Ikrar, tak serta merta partai itu akan menjadi pendukung pemerintah. Apalagi, sikapnya soal koalisi sudah tegas menolak. �Pernyataan bahwa PDIP tidak akan masuk ke dalam Setgab, itu saja sudah jadi pernyataan politik yang sulit bagi SBY,� katanya.
Ikrar memprediksi saat enghadapi tekanan dinamika politik pasca penolakan penggunaan hak angket mafia pajak lalu, Yudhoyono akan bermain aman. �SBY kan safety player,� katanya, "Dia tidak akan mengambil langkah yang dampak politiknya sangat drastis. Apalagi, Golkar sudah berulangkali menyatakan akan mengamanankan pemerintahan sampai 2014.�
ANANDA BADUDU
|
|