
2nd March 2011
|
 |
Ceriwis Lover
|
|
Join Date: Nov 2010
Location: KPK|Venue|GGS
Posts: 1,617
Rep Power: 370
|
|
Qadhafi Mengerahkan Pasukan ke Perbatasan Tunisia
Seorang pasukan anti Qadhafi mengawasi jalan yang menghubungkan ibukota Tripoli dengan kota Nalut, Libya (28/2). Nalut telah dikuasai oleh pasukan anti pemerintah. AP/Lefteris Pitarakis
Quote:
TEMPO Interaktif,Tripoli - Ketika kian terjepit, pemimpin Libya, Muammar Qadhafi, memilih bertahan. Dia kemarin mengirim pasukan ke daerah perbatasan di barat dalam menentang tekanan militer dan ekonomi negara-negara Barat, mengaduk kecemasan bahwa revolusi Arab berdarah bakal lebih ganas. Seiring dengan dipertimbangkannya opsi aksi militer oleh Barat, kecurigaan tumbuh bahwa pemimpin veteran itu tak sadar akan posisinya.
Di Moskow, Rusia, menurut kantor berita Interfax, seorang sumber di Kremlin menyarankan Qadhafi mundur dan menyebutnya sebagai "mayat politik hidup yang tak punya tempat di dunia modern yang beradab".
Tapi Qadhafi tidak menyadari akan tekanan dari luar. "Semua rakyatku mencintaiku," katanya kepada jaringan TV ABC, The Times, dan BBC, Senin lalu, menolak pemberontakan yang signifikan menentang 41 tahun kekuasaan yang telah mengakhiri kendalinya di sebagian besar Libya timur.
"Kami beraliansi dengan Barat menghabisi Al-Qaidah, dan mereka malah melupakan kami," kata Qadhafi. "Mungkin mereka ingin mencaplok Libya," ujarnya. Dia juga menyebut Presiden Amerika Serikat Barack Obama sebagai orang yang baik, tapi mungkin diberi informasi yang salah. "Amerika bukanlah polisi dunia."
Hampir 12 jam setelah Amerika Serikat mengatakan menimbang opsi militer ke Libya, Washington menggerakkan kapal-kapal perang dan jet tempur mendekati kawasan utara negeri pengekspor minyak itu. Militer Libya menegaskan kehadiran mereka di perbatasan selatan Dehiba kemarin.
Laporan di sisi Tunisia, terlihat banyak kendaraan militer Libya dan para tentara bersenjata AK-47. Sehari sebelumnya, tak ada pasukan Libya di perbatasan itu. Dehiba berjarak 40 kilometer dari Kota Nalut. Warga menuturkan, pasukan pro-Qadhafi dikerahkan buat menjamin kota itu tak jatuh ke tangan kelompok antipemerintah. Adapun di Ibu Kota Tripoli, banyak terjadi antrean di toko-toko roti. "Situasinya menegangkan," kata Salah, 35 tahun, seorang dokter yang sedang antre di sebuah toko roti.
Dari Karakas, Presiden Venezuela Hugo Chavez menyodorkan mediasi internasional mencari solusi damai atas kerusuhan menentang aliansi politiknya itu. "Saya harap kita bisa membuat suatu komisi yang pergi ke Libya untuk bicara dengan pemerintah dan para pemimpin oposisi," ujarnya lewat televisi. "Kami ingin solusi damai. Kami mendukung perdamaian di dunia Arab dan di seluruh dunia."
Reuters | AP | Al Jazeera | The Straits Times | Xinhua | Dwi Arjanto
|
|