FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Nasional Berita dalam negeri, informasi terupdate bisa kamu temukan disini |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]()
TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Hujan adalah berkah bagi para petani, tetapi rupanya tidak demikian bagi par perajin payung geulis di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat. Mereka pusing karena pengerjaan payung jadi terlambat dan ada kemungkinan jatuh bangkrut.
"Biasanya sebulan saya bisa dapat Rp 600.000, sekarang baru bisa saya dapatkan satu setengah bulan. Itu membuat saya kesulitan memenuhi pembelian bahan baku dan biaya kehidupan sehari-hari," ujar Yayat (40), perajin Kelurahan Payingkiran , Kecamatan Indhiang, Kota Tasikmalaya, Kamis (10/3/2011). Yayat mengatakan, selama musim hujan proses pengeringan menjadi bertambah lama. Untuk satu kali proses pengeringan biasanya bisa selesai dalam waktu dua hari tapi saat ini menjadi tiga atau empat hari. Akibatnya, banyak proses pengiriman payung menjadi tertunda dan memengaruhi proses pembayaran. Padahal, dalam sebulan terakhir, ia menerima banyak pesanan untuk cinderamata dari beberapa distributor di Jakarta. Ia khawatir, distributor akan beralih pada perajin lainnya. "Setelah beberapa lama sepi pembeli, kami mendapatkan pesanan sekitar 600 payung dari Jakarta. Harganya bervariasi antara Rp 12.500-Rp 250.000 tergantung ukuran, " ujarnya. Warsono (37), perajin lainnya, mengkhawatirkan terhambatnya poroses pengeringan akan memengaruhi kualitas payung dan kepercayaan konsumen. Ia mengatakan sebenarnya proses pengeringan bisa dilakukan tanpa sinar matahari. Namun, hasilnya akan memengaruhi kualitas akhir payung. "Warna biasanya menjadi kurang terang dan mengkilat. Meskipun tetap laku terjual tapi saya sendiri tidak puas dengan hasil akhir itu," katanya. Ia juga menghkhawatirkan proses pengeringan akan membuat konsumen kecewa karena pengunduran waktu pengiriman. Bila hal itu terjadi, besar kemungkinan, distributor akan beralih ke perajin lain. Padahal, kini kondisi usaha payung geulis anjlok akibat minimnya aktivitas jual beli. "Sebenarnya perajin lain juga mengalami hal yang sama tapi tetap selera dan kepuasan distributor tidak pernah bisa kita tebak. Keliru sedikit, distributor bisa kabur," katanya. tkp http://regional.kompas.com/read/2011....Payung.Geulis |
![]() |
|
|