Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > DISKUSI > Lounge

Lounge Berita atau artikel yang unik, aneh, dan menambah wawasan semuanya ada disini dan bisa dishare disini.

Reply
 
Thread Tools
  #1  
Old 22nd July 2010
younoob's Avatar
younoob younoob is offline
Moderator
 
Join Date: Jul 2010
Posts: 3,790
Rep Power: 28
younoob is blessedyounoob is blessedyounoob is blessedyounoob is blessedyounoob is blessedyounoob is blessedyounoob is blessedyounoob is blessedyounoob is blessedyounoob is blessedyounoob is blessed
Default Michael Jackson dan "Child Abuse"



Cinta, gelombang kasih yang tulus hingga usia tengah abad/selebihnya hanya kau yang tahu....

Mungkin hanya kebetulan saja penggalan lirik lagu �Tembang Lestari� karya Leo Kristi di atas seolah mengingatkan kita pada nasib tragis mahabintang Michael Jackson yang tewas pada usia yang baru saja lewat setengah abad. Lagu ini dinyanyikan dengan amat indah oleh Berlian Hutauruk dan pianis Yockie Suryo Prayogo di Bentara Budaya Jakarta, Senin (29/6) malam. Sayangnya, lirik �lanjutkan usiamu, lanjutkan semangatmu...� tidak berlaku lagi Jacko....

Hingga kini penyebab kematian Michael Jackson (MJ) masih simpang siur. Jaringan TV Fox hari Minggu petang melaporkan bahwa MJ meninggal karena henti jantung (cardiac arrest), diduga akibat ia meminum secara cocktail atau sekaligus tujuh jenis obat keras yang harus diresepkan dokter. Tiga di antaranya adalah narkotik analgetik (penghilang rasa sakit), yaitu Demerol, Dilaudid, dan Vicodin. Empat obat lainnya masuk kategori antidepresan, antitukak lambung, relaksan otot, dan sedatif.

Menurut pakar farmakologi klinik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof Dr Rianto Setiabudhi, tiga jenis narkotik analgetik yang dikonsumsi MJ seharusnya tidak menimbulkan efek melemahnya denyut jantung hingga henti jantung, hanya menimbulkan depresi napas dan efek sedasi (mengantuk). Namun, diakuinya, Demerol (yang mengandung meperidin), Dilaudid (hidromorfon), dan Vicodin (hidrokodon + parasetamol) dapat menimbulkan adiksi (kecanduan).

�Mungkin Michael Jackson menderita nyeri tubuh yang kita belum tahu di mana sehingga ia meminum tiga jenis narkotik penghilang rasa nyeri itu sekaligus. Ia mungkin juga menderita depresi, dan henti jantung justru kemungkinan besar ditimbulkan oleh antidepresan yang diminumnya,� tutur Prof Rianto. Antidepresan mengakibatkan denyut jantung MJ memanjang dan aritmia ventrikel atau bilik jantung berdenyut tak teratur, hingga tiba pada suatu situasi yang disebut torsade de pointes atau irama denyut jantung melambat dan berakhir dengan henti jantung.

Fatamorgana

Nasib tragis dan kematian MJ seolah mengulang cara kematian maharaja rock �n roll, Elvis Presley, karena overdosis obat-obat penenang. Kebetulan MJ menikahi putri tunggal Elvis, Lisa Marie Presley, tahun 1994-1996. Kepada Lisa Marie, MJ pernah menyatakan kekhawatirannya akan meninggal mendadak seperti Elvis. Sungguh semacam self-fulfilling prophecy atau nubuat yang tergenapi dengan sendirinya....

Menyibak sebab musabab kematian MJ, tak bisa tidak, kita harus menelusuri masa kecilnya. Kuat dugaan, luka batinnya akibat child abuse yang dilakukan ayah kandungnya, Joseph Jackson, justru lebih serius ketimbang sakit fisiknya. �Kita mesti melihat Jacko dari masa kecilnya. Dari film biografi keluarga Jackson, kita dapat menyimak sedikit psikodinamika kehidupannya,� demikian dr Nalini Muhdi, psikiater Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga yang semalam menuliskan e-mail tentang MJ dari Hongkong.

Kendati demikian, Deepak Chopra, guru rohani yang juga dokter dan sahabat MJ, menyatakan bahwa sejak tahun 2005 ia mengkhawatirkan penyalahgunaan narkotik analgetik oleh MJ ketika bintang ini tinggal bersamanya. Waktu itu Chopra mendampingi MJ ketika menjalani persidangan tuntutan sex abuse terhadap anak-anak kecil. Majalah Newsweek (edisi 6-213 Juli 2009) melaporkan sebuah apotek di Los Angeles tahun 2007 menagih utang 100.000 dollar AS untuk obat-obat resepnya selama dua tahun.

Selain obat-obatan, MJ mengalami masalah keuangan yang serius. Tahun 2008 ia gagal membayar utang sebesar 24,5 juta dollar AS hingga ranch-nya di Neverland nyaris ditutup. Konser-konser comeback-nya keliling dunia yang menurut rencana akan dimulai di London, Juli ini, diperkirakan tak akan menutup utangnya.

Betapapun, menurut dr Nalini, MJ memang hebat. Paling tidak, untuk rentang waktu tertentu ia mampu �mengalahkan� luka batinnya, masa kecilnya yang terkoyak, lewat prestasinya dalam dunia musik pop dunia. MJ yang kaya, yang tersohor, dengan sederet prestasi gemilangnya, ternyata berakhir hidupnya dalam gelimang sunyi yang sulit dimengerti awam. Gaya hidupnya yang aneh dan menutup diri, mencari dan mencari sesuatu untuk mengisi emosi yang kosong. Ia seperti selalu mengejar fatamorgana.

Semasa kecil, konon MJ harus berlatih keras dan disiplin kaku yang melebihi kapasitas yang dapat disangga seorang anak kecil. Ayahnya mahakeras mendidik anak-anaknya, hampir mereka kehilangan masa kecil yang indah dan ceria, terlambat latihan akan diganjar gebukan ayahnya. �Cinta kepada ayahnya sedikit demi sedikit tergerus dan digantikan kebencian. Kendati akhirnya mereka berhasil dalam prestasi menyanyi, luka jiwanya yang tak terperi masih terus meninggalkan parut tajam di ingatannya,� ujar dr Nalini.

Dikatakan, child abuse (perlakuan salah terhadap anak) memang bukan perkara sederhana seperti banyak orang memandang dan berpikir selama ini. Child abuse adalah sebuah tragedi kehidupan. Luka fisik bisa terobati, tetapi luka batin meninggalkan jejak panjang seumur hidup yang mau tidak mau membutuhkan bimbingan yang akurat. Child abuse sebagai bagian kekerasan dalam rumah tangga mengakibatkan banyak parut gangguan mental emosional. Pribadi korban menjadi rapuh, citra diri yang buruk, merasa tidak berdaya, marah, sedih, bingung, penuh kecemasan, depresi, dan yang lebih berat lagi.

�Kendati Jacko lantas sukses, pijakannya rapuh dan gampang goyah. Self-esteem yang buruk diatasinya dengan pencapaian-pencapaian di dunianya. Dunia hiburan yang penuh gemerlap dan banyak kegembiraan semu menawarkan pelipur lara kehidupannya, tetapi hanya sementara. Self-esteem yang buruk tersebut lantas membuahkan gangguan body image (body dysmorphic disorder) pada Jacko. Terbukti bagaimana ia mencoba berganti-ganti mengubah penampilan lewat bedah plastik. Jacko yang sebetulnya tidak jelek itu selalu merasa tidak puas dengan tubuhnya dan umumnya disertai dengan gangguan depresi. Jacko merasa tidak berdaya di tengah keberdayaannya di dunia hiburan. Dengan demikian, ketika tiba saatnya bintang itu meredup seiring dengan berjalannya waktu, Jacko limbung,� papar dr Nalini.

Mungkin MJ menggantungkan pride-nya pada gegap gempita tepuk tangan penggemar. Ketika tepuk tangan itu tak terdengar lagi, ia jadi linglung dan kosong. Sesuatu yang kerap terjadi pada beberapa bintang pop, mengidap �sindrom primadona�. Nyeri sekali menyadari kenyataan bahwa tak ada lagi riuh rendah dan puja-puji penggemar. Apalagi, dilandasi kepribadian yang memang rapuh. �Maka, tak heran kesunyian adalah bencana yang tak tertahankan, depresi menindas hidupnya,� lanjut dr Nalini.
sumber


Ane merinding bacanya ndan.... kendali hidup, bukan hal mudah untuk dijalani,... selamat jalan MJ...


Reply With Quote
Reply


Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 03:40 AM.


no new posts