
24th March 2011
|
 |
Ceriwis Geek
|
|
Join Date: Nov 2010
Location: PIC#01
Posts: 19,459
Rep Power: 0
|
|
NATO Diminta Lebih Berperan di Libya
Quote:
TEMPO Interaktif, Tripoli -- Barat kemarin mulai beringsut memikirkan kesepakatan soal peran Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dan siapa yang akan memimpin pasukan koalisi dalam menggempur serdadu-serdadu pro Pemimpin Libya Kolonel Muammar Qadhafi. Amerika Serikat, Inggris, dan Perancis bersepakat bahwa aliansi perlu mengambil porsi lebih besar dalam aksi ini.
"Belum ada keputusan," kata Jurubicara NATO Oana Lugescu. "Tapi, kami siap beraksi bilamana diperlukan." Maklumlah koalisi "Trio Macan" itu perlu meraih suara bulat dari 28 negara anggotanya. Jerman, misalnya, sejak awal sudah menolak ikut serta. "Jerman tak akan ikut andil dalam hal ini," demikian dikatakan jurbicara Kementrian Pertahanan.
Turki, salah satu negara anggota yang rakyatnya mayoritas Muslim, juga menolak. Kendati begitu, kata Staf NATO Komodor Pierre Saint-Amand, Turki telah menempatkan lima kapal perang dan sebuah kapal selam. "Untuk mendukung embargo senjata Perserikatan Bangsa Bangsa," ujarnya. Turki sejak awal ogah melancarkan serangan udara ke Libya.
NATO memerlukan panglima baru karena kepemimpinan Amerika Serikat di Jazirah Arab amat sangat tak populer. Presiden Barack Obama, juga mendapat tekanan keras dari dalam negeri. Resolusi Kekuatan Perang membatasi gerak peraih Hadiah Nobel Perdamaian itu. Di bawah resolusi itu setiap serangan memakai misil harus minta izin dari Kongres Amerika Serikat.
Jika dalam 60 hari ke depan pemerintahan Presiden Obama tak mendapat restu Kongres, maka serangan mesti dihentikan. "Intervensi adalah suatu tindakan perang," kata Dennis Kucinich, anggota Kongres dari kubu Demokrat, partai Obama.
"Presiden Obama jelas-jelas melanggar konstitusi," ujar wakil dari Negara Bagian Ohio ini. Bukan cuma itu. Ia mendesak Kongres untuk membekukan dana operasi ke Libya yang ditaksir akan menelan ongkos antara US$ 30 juta (Rp 270 miliar) hingga US$ 100 juta (Rp 900 miliar) sepekan. Menteri Keuangan Inggris George Osborne menyebut dana operasi di Libya mencapai US$ 164 juta (Rp 1,4 triliun) sepekan.
Kendati begitu, Menteri Luar Negeri William Hague menyatakan Inggris belum bisa memastikan berapa lama akan terlibat dalam Operasi Pengembara Fajar itu. Setidaknya dalam tiga hari terakhir saja sudah lebih dari seratusan rudal Tomahawk diluncurkan. Selama serangan itu media massa melaporkan lebih dari seribu jiwa tewas dan 200 lainnya terluka.
Kolonel Muammar Qadhafi memastikan perang akan berlangsung lama. "Pada akhirnya kita akan menang!" ujar pemimpin yang berkuasa di negeri kaya minyak itu selama lebih dari 40 tahun tersebut dalam pidatonya selama 5 menit di televisi. Ia muncul setelah markasnya di Bab El Azizia digempur misil milik kapal selam Inggris, HMS Triumph.
| AP | REUTERS | FOXNEWS | ANDREE PRIYANTO
|
|