
5th April 2011
|
 |
Ceriwiser
|
|
Join Date: Nov 2010
Location: Hogwarts|PIC#11
Posts: 618
Rep Power: 50
|
|
Produksi Listrik Dari PLTA Skala Besar Berpengaruh Terhadap Iklim
Quote:
Angin merupakan salah satu fenomena alam yang ternyata mempunyai fungsi sebagai fluida pendingin permukaan bumi seperti yang diungkapkan dalam hasil riset ilmuwan-ilmuwan Massachusetts Institute of Technology. Selain itu angin merupakan potensi energi terbarukan yang cukup menjanjikan. Hanya saja timbul pertanyaan bagaimana hubungan antara pembangkit listrik tenaga bayu yang digunakan untuk memanen energi angin dalam skala besar dengan fungsi angin untuk menjaga temperatur permukaan bumi.
Menurut Ron Prinn, profesor Ilmu Atmosfir, bersama dengan Chien Wang, ilmuwan di jurusan Ilmu Bumi, Atmosfir dan Planet, pembangunan pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) dalam jumlah yang besar ternyata berpengaruh pada suhu di permukaan bumi, baik di daratan maupun di lautan. Saat ini teknologi PLTB sangat berkembang pesat, sehingga aplikasinya tidak hanya di daratan tetapi juga di laut.
Profesor Prinn dan rekannya menggunakan model iklim untuk menganalisa efek dari jutaan turbin angin yang kelak dipasang di daratan dan lautan dalam skala global. Hasilnya cukup mengagetkan karena ternyata ada kenaikan suhu sebesar 1 derajat celcius di wilayah daratan di mana ladang turbin angin berada, sementara sedikit kenaikan suhu juga terjadi di luar wilayah tersebut. Sedangkan di wilayah permukaan laut yang terpasang turbin angin, terjadi penurunan suhu sebesar 1 derajat celcius. Selain itu, ketidaksinambungan energi angin justru membutuhkan alternatif cadangan energi yang menyerap biaya, seperti pembangkit listrik gas alam.
Menurut kedua ilmuwan tersebut, kenaikan suhu tersebut terjadi karena ladang turbin angin mempengaruhi dua proses penting dalam pengaturan suhu secara alamiah dan sirkulasi atmosfir, yaitu gerakan turbulen vertikal dan perpindahan panas horisontal. Gerakan turbulen merujuk pada proses dimana panas dan uap air berpindah dari permukaan daratan atau lautan ke atmosfir yang lebih rendah, sedangkan perpindahan panas horisontal merupakan proses di mana angin dalam skala besar memindahkan panas yang berlebihan dari suatu wilayah yang hangat ke wilayah yang lebih dingin, biasanya dalam arah horisontal. Proses perpindahan panas ini lebih penting karena mencakup area yang luas, sementara gerakan turbulen lebih bersifat lokal.
Dalam analisa mereka, ladang turbin angin yang berada di daratan ternyata mengurangi kecepatan angin, terutama di bagian belakang ladang tersebut. Akibatnya, kekuatan proses gerakan turbulen dan perpindahan panas horisontal juga berkurang. Hal ini berarti panas yang dipindahkan baik ke atmosfir atas ataupun ke area lain juga berkurang. Sementara hasil yang menunjukkan bahwa terjadi penurunan suhu di wilayah ladang turbin angin lepas pantai, menurut mereka hasilnya belum bisa diandalkan, mengingat ditambahkannya parameter gesekan antara angin dengan permukaan laut dalam bentuk gelombang besar. Mereka masih memerlukan riset bersama dengan ilmuwan aeronautika untuk menentukan parameter-parameter yang lebih tepat.
Meski hasil riset kedua ilmuwan tersebut yang juga diterbitkan di jurnal Atmospheric Chemistry and Physics, yang juga menjelaskan bahwa untuk memenuhi permintaan energi secara global sebesar 10% pada tahun 2100 dari energi angin, seolah memberikan gambaran ketidakramahan PLTB, tetapi mereka menegaskan bahwa hasil riset mereka belum terbukti benar, masih dibutuhkan riset lebih jauh dari ilmuwan-ilmuwan lainnya.
[Massachusetts Institute of Technology]
|
|