
5th April 2011
|
 |
Ceriwiser
|
|
Join Date: Nov 2010
Location: Hogwarts|PIC#11
Posts: 618
Rep Power: 50
|
|
Gas tawa yang berasal dari bahan bakar bio berperan meningkatkan pemanasan global
Quote:
Menanam dan membakar tanaman-tanaman yang digunakan untuk bahan bakar bio bisa menambah, bukannya mengurangi efek rumah kaca. Hal itu disampaikan oleh Paul Crutzen dalam karya ilmiahnya. Paul Crutzen adalah seorang ahli kimia pemenang hadiah Nobel yang dikenal karena perhatian dan dedikasinya terhadap lapisan ozone.
Dia bersama rekan-rekannya telah menghitung bahwa menanam beberapa jenis tumbuhan yang paling sering digunakan sebagai bahan bakar bio melepas gas Nitrous Oksida (N2O) dua kali lipat lebih banyak. Jumlah tersebut melebihi perkiraan sebelumnya, bahwa menanam tanaman yang digunakan sebagai bahan bakar bio tidak akan menambah N2O ke udara. N2O atau yang dikenal juga dengan 'gas tawa' (laughing gas), merupakan gas yang berpotensi mengakibatkan pemanasan global.
Karya ilmiah tersebut yang diterbitkan dalam Chemistry World, menyatakan bahwa mikroba-mikroba mengubah lebih banyak nitrogen di dalam pupuk menjadi nitrous oksida 3 - 5%, dua kali lebih banyak daripada angka yang digunakan oleh International Panel on Climate Change (IPCC) utuk menghitung efek yang diakibatkan pupuk dalam pemanasan global.
Sebagai gambaran, untuk biodiesel yang berasal dari lobak, sebesar 80% produksi bahan bakar bio di Eropa, pemanasan relatif yang diakibatkan emisi N2O diperkirakan mencapai 1-1,7 kali lebih luas dibandingkan dengan efek pendinginan relatif untuk mengurangi emisi CO2 dari bahan bakar fosil. Untuk bioetanol yang berasal dari jagung, paling banyak digunakan di Amerika Serikat, diperkirakan 0,9-1,5. Hanya bioetanol dari tebu, dengan pemanasan relatif sebesar 0,5-0,9, tampaknya erupakan alternatif terbaik pengganti bahan bakar fosil.
|
|