FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Lounge Berita atau artikel yang unik, aneh, dan menambah wawasan semuanya ada disini dan bisa dishare disini. |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]() ![]() Tibet merupakan wilayah yang bersuhu sangat rendah bahkan dijuluki atap dunia. Namun, warganya bisa bertahan hidup di sana. Hal ini ditengarai karena DNA mereka yang berbeda dibandingkan manusia di belahan bumi lain. Oh ya? Para ilmuwan dari University of Utah menemukan 10 gen yang membantu masyarakat Tibet bertahan dan berkembang di tempat-tempat ketinggian, sementara orang lain justru menderita sakit. Dua dari gen itu, seperti dilansir BBC, Minggu (16/5), berkaitan dengan hemoglobin atau sel darah merah yang membawa oksigen ke seluruh tubuh. Para dokter mengatakan, riset yang dipublikasikan di majalah Science itu bisa membantu menemukan pengobatan jenis-jenis penyakit karena ketinggian dan penyakit lain. Penyakit akibat ketinggian adalah nama yang diberikan kepada dampak dari ketinggian karena tubuh manusia kesulitan mengatasi kurangnya oksigen ketika berada di ketinggian tertentu. Masalah ini bisa menyebabkan si penderitanya mengalami komplikasi di otak dan paru-paru. Persoalan yang bahkan bisa mengancam para pendaki gunung paling piawai sekalipun. Orang-orang yang memang tinggal di daerah ketinggian tampaknya kebal dari dampak seperti ini, lewat ribuan tahun proses seleksi genetis. Gen-gen orang Tibet sudah berubah dan perubahan ini tidak dialami oleh orang lain yang tinggal di daerah pegunungan yang tinggi seperti Andes, misalnya. "Untuk pertama kalinya, kita memiliki gen-gen yang bisa menjelaskan proses adaptasi itu," kata Profesor Lynn Jorde dari Fakultas Kedokteran Universitas Utah. Studi ini meneliti DNA yang diambil dari contoh-contoh darah 75 penduduk desa yang tinggal di ketinggian 4.500 meter di atas permukaan laut. Tim Utah yang bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Qinghai, China, ini membandingkan bagian dari kode-kode genetis yang berhasil mereka dapatkan dengan penduduk China dan Jepang yang tinggal di dataran rendah. Hasilnya: cukup banyak gen yang berhasil ditemukan. Termasuk 10 jenis gen unik yang tugasnya memproses oksigen. Dua dari 10 gen ini tampaknya membantu menurunkan jumlah hemoglobin dalam darah. Kondisi yang membantu tubuh manusia memerangi penyakit akibat ketinggian. Profesor Josef Prchal dari Universitas Utah mengatakan temuan ini bisa membantu dalam pengembangan perawatan atau pengobatan penyakit yang mempengaruhi orang di mana saja. "Yang unik dari orang Tibet adalah (tubuh) mereka tidak menghasilkan sel darah merah dalam jumlah yang tinggi. Jika kita bisa memahami ini, kita bisa mengembangkan perawatan untuk penyakit-penyakit yang diderita manusia," paparnya. sumber |
#2
|
||||
|
||||
![]() Quote:
![]() |
#3
|
||||
|
||||
![]()
udah bawaan orok ya ndan
![]() |
#4
|
||||
|
||||
![]()
mungkin bodynya uda adaptasi sama habitatnya..
__________________
Love, Eve <3 |
#5
|
||||
|
||||
![]()
Baru tau ndan,thanks infonya
|
#6
|
||||
|
||||
![]()
Nice info ndan
|
#7
|
||||
|
||||
![]()
nice info ndan..
mngkin efek adaptasi membentuk gen dan kekebalan tubuh orang sana secara turun temurun... thanks ya.. |
![]() |
|
|