
15th April 2011
|
 |
Ceriwiser
|
|
Join Date: Dec 2010
Location: Bandung
Posts: 541
Rep Power: 43
|
|
Racun Aki di Darah Anak
Quote:
PT Non Ferindo Utama, pabrik peleburan aki bekas yang telah beroprasi sejak tahun 1992 di wilayah Curug, Tangerang, Banten, diduga telah mencemari air tanah dan udara warga sekitar. Tak hanya itu, dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Komite Penghapusan Bensin Bertimbal KPBB pada bulan Februari lalu, menemukan dari 41 siswa SD yang diperiksa darahnya, semuanya mengandung kadar timbal di atas ambang batas, diduga mereka terpapar timah hitam dari kegiatan peleburan aki bekas.
Salah seorang anak SD Jumadi, 7 tahun, mengaku sering pusing- pusing dan sakit di bangian dada, sejak setahun yang lalu. Dugaan sementara Jumadi terpapar kadar timbal dalam darahnya yang cukup tinggi. Rumah Jumadi berjarak 400 meter dari peleburan aki bekas. Jumadi adalah satu dari puluhan siswa SD yang bersekolah di Madrasah Baitu Sya'ada, Curug , Tangerang yang kadar timbal di dalam darahnya paling tinggi, mencapai, 47 mikrogram per desiliter. Batas normal seseorang sebesar 10 mikrogram per desi liter.
Jumadi, kini sering mengalami kesulitan dalam belajar dan kurang konsentrasi. Hal itu diungkapkan oleh gurunya, Hapid Parayoga. �Hasil tes yang dikeluarkan oleh KPBB sudah kami beritahu ke orang tua Jumadi. Namun, mereka tidak bisa berbuat banyak,� kata Hapid.
Sumber Kehidupan Warga
Ayah Jumadi, Jimin 55 tahun, bekerja di pabrik peleburan aki PT Non Ferindo Utama sejak 1981. Sebagai kuli panggul, tidak takut akan bahaya kesehatan yang mengancamnya, bahkan ia mengaku dirinya dan keluarganya baik-baik saja. "Belum tentu penyakit anak saya berasal dari pabrik tersebut,�kata Jimin kepada Reporter Green Radio, Eka Juli saaat menyambagi kediaman mereka. Jimin menambahkan, apapun resiko yang ditimbulkan, pabrik peleburan aki bekas itu tetap menjadi sumber perekonomian keluarganya yang patut disyukuri.
Dinas Kesehatan Tangerang, melalui Kepala Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit , Yuli Sunardewanti, mengaku belum bisa memastikan apakah timbal di dalam tubuh anak-anak SD Baitu Sya'adah berasal dari pabrik peleburan aki bekas PT Non Ferindo Utama.
PT Non Ferindo Utama beroperasi di Desa Kadu, Tangerang, sejak 1992. Pabrik yang mempekerjakan 400 karyawan ini merupakan industri daur ulang aki atau baterei. Salah seorang anggota manajemen perusahaan yang diutus menemui Green Radio, Alfred, menyangkal, bahwa apa yang telah dituduhkan oleh masyarakat dan KPBB terkait dugaan peleburan aki bekas yang mereka lakukan telah berdampak pada kesehatan masyarakat sekitar dan merusak lingkungan
�Pabrik ini menggunakan teknologi yang terintegrasi dengan sistem pengontrol polusi atau pencemaran. Karyawaan kami selama ini kondisi kesehatannya baik baik saja,� kata Alfred.
Alfred tidak memungkiri, apa yang diolah pabriknya adalah sesuatu yang berbahaya.� Kami memberikan susu pada semua karyawan setiap agar tidak terjangkit penyakit,� tambahnya.
Selain PT. Non Ferindo Utama, di wilayah Tangerang, Banten, banyak kegiatan peleburan aki bekas rumahan. Usaha rumahan ini ilegal. Kepala Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Tangerang, Endang Kosasih, mengakui banyaknya pabrik-pabrik dan industri rumahan aki bekas yang menyalahi prosedur keamanan lingkungan. Namun dia enggan menjelaskan apa yang akan dilakukan untuk mengatasi kenakalan pabrik-pabrik tersebut.
Sejauh ini pemerintah belum pernah melakukan penyuluhan terhadap warga tentang dampak kegiatan peleburan aki bekas. Tak ada informasi yang diberikan kepada warga sekitar pabrik. Padahal, UU No 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik menjamin penuh ketersediaan informasi yang memadai itu.
Relokasi
Ibu Jumadi mengetahui tubuh anaknya tercemar timbal justru dari orang lain. Ibu Jumadi cuma tahu, anaknya harus minum susu sebanyak dua kali sehari dan banyak makan sayuran untuk menetralkan kandungan timbal. �Ya bisa apalagi, pasrah aja. Pokoknya dia sehat,� kata Ibu Jumadi.
Dampak terpaparnya tubuh manusia terhadap timbal menurut Ahmad Safrudin, Ketua Komite Penghampusan Bensin Bertimbal, salah satunya ialah menurunnya kualitas IQ, anemia, keterbelakangan mental, pertumbuhan tulang yang tidak normal. �Bahkan ibu yang sedang hamilpun bisa mempengaruhi janinnya kalau kadar timbal didalam darahnya cukup tinggi. Yang lebih mengerikan lagi, seorang anak bisa cacat,� kata Ahmad Safrudin.
Untuk itu, kata Ahmad, Desa Kadu, Kecamatan Curug, Tangerang, Banten, harus direlokasi, agar tidak banyak menimbulkan korban lagi. �Tapi ini tidak mudah. Apalagi masyarakat di sana sudah menganggap bahwa pabrik itu sebagai sumber perekonomian mereka,� tandasnya.
|
|