Pemerintah kini tengah getol memberi rating pada perusahaan perusahaan yang tak ramah lingkungan. Baik itu yang baik, juga yang buruk. Kementrian lingkungan hidup setiap tahun rutin memberi laporan pada publik tentang kinerja lingkungan perusahaan di Indonesia. Amdal pabrik menjadi acuan dalam penilaian. Amdal (analisis mengenai dampak lingkungan) menjadi faktor penting dalam pemberian rating pro enviroment atau tidak.
Amdal Pabrik
Amdal pabrik adalah sebuah analisis lingkungan yang diajukan oleh perusahaan mengenai dampak yang terjadi akibat aktivitas perusahaan. Amdal tersebut lazimnya berbentuk proposal. Penilai proposal akan berasal dari sektor pemerintah, independen, dan sektor lainnya.
Quote:
Berikut ini karakter amdal pabrik:
Identifikasi
Amdal pabrik akan mengidentifikasi persoalan yang mungkin muncul ke permukaan menyangkut aktivitas pabrik. Identifikasi ini berfungsi mendeteksi masalah yang sedang dan akan dihadapi.
Solusi
Amdal pabrik akan menyajikan solusi dari permasalahan yang dihadapi. Semisal kadar kerusakan lingkungan sekian persen akan diatasi dengan cara reboisasi, ruang terbuka hijau, dan lain-lain. Solusi penting untuk mengukur sejauh mana amdal pabrik acceptable untuk dilaksanakan.
Rekomendasi
Amdal pabrik akan memberi opsi (pilihan) menyangkut analisis lingkungan yang dibuat. Rekomendasi ini akan memberi arah pasti dari amdal pabrik. Semacam layak, layak dengan catatan, atau tidak layak sama sekali.
|
Quote:
Situasi di Indonesia
Perusahaan di Indonesia boleh dibilang tidak bandel soal urusan prosedural amdal pabrik. Namun, segi substansial (inti) sering menjadi persoalan di kemudian hari. Amdal pabrik dipandang hanya sekadar urusan birokrasi semata sehingga cara cara pelicin kerap digunakan. Kabar miring ini berhembus kencang menengok dampak lingkungan yang diterima masyarakat. Hutan gundul, air tercemar, tanah rusak, dan kerusakan lainnya.
|
Quote:
Untuk memahami lebih jauh situasi amdal pabrik di Indonesia, berikut ini catatan pentingnya:
Prosedural
Amdal pabrik disimplifikasi sekadar urusan prosedural. Makna esensi dari amdal itu menjadi kian kabur. Tujuan luhur amdal pabrik untuk merawat lingkungan menjadi tidak bertaring. Perusahaan menjadi berorientasi menggolkan amdal semata. Tanpa masuk kepada inti.
Komoditas
Fit and proper terpeleset menjadi fee and property. Anekdot ini bukan guyonan semata. Uji tes dan kelayakan memang kerap menjadi uji uang dan barang. Seperti kasih uang habis perkara! Tudingan ini muncul, sekali lagi, ketika mencermati kondisi lingkungan yang kian gawat. Padahal, pemerintah dan perusahaan mengklaim telah menjalankan amdal.
Minim
Sorotan publik akan mengarah tajam ketika dampaknya telah dirasa luas dan mengkhawatirkan. Namun ketika proses sedang berlangsung, publik tampak adem ayem. Ini menyebabkan banyak amdal pabrik yang tidak layak jadi lolos.
|