|
Post Reply |
Tweet | Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]()
Quote:
TEMPO Interaktif, Phnom Penh - Kemarin, perdana Menteri Kamboja Hun Sen menyatakan kesediaannya untuk kembali ke meja perundingan untuk mencari penyelesaian damai dari sengketa perbatasan negaranya dengan Kamboja. Hun Sen dan Perdana Menteri Thailand Abhisit Vejjajiva akan bertemu di meja perundingan awal Mei ini di Jakarta. Ini pertama kalinya Hun Sen berbicara setelah Jumat pekan lalu meletus pertempuran sengit di sekitar perbatasan yang disengketakan. Sebanyak 14 orang tewas, puluhan terluka, dan ribuan penduduk mengungsi. Hun Sen menolak tudingan Kamboja yang memulai penyerbuan pada pekan lalu. �Kamboja itu kecil, negara miskin, dan tentaranya sedikit (dibanding Thailand). Namun, jangan lupa bahwa seekor semut bisa membuat gajah tidak bisa tidur,� ujarnya. �Persenjataan Kamboja tidak hanya ketapel.� Abhisit menegaskan, perundingan antar-kedua negara tidak akan terjadi kecuali dilakukan gencatan senjata terlebih dahulu. �Jika mereka ingin berunding, jalan termudah adalah menghentikan pertempuran,� kata Abhisit kemarin saat berkunjung ke Provinsi Surin di timur laut Thailand. Sejauh ini kedua negara belum secara resmi menyatakan gencatan senjata. Malah, pertempuran masih berlanjut di perbatasan. Namun, Abhisit optimistis gencatan senjata akan terjadi setelah kemarin menerima laporan dari Menteri Pertahanan Jenderal Prawit Wongsuwon yang menyatakan akan segera melakukan pembicaraan dengan Kamboja. �Ini sinyal bahwa untuk kembali ke perdamaian,� kata Abhisit. Sebelumnya Indonesia sebagai Ketua ASEAN menawarkan sejumlah pengamat turun ke kawasan sengketa antara Thailand dan Kamboja. Namun, Thailand menolak masuknya pengamat jika seluruh pasukan tentara Kamboja tidak ditarik dari semua lokasi sengketa. Sebaliknya Kamboja menyatakan dukungannya atas kehadiran pengamat. �Mengapa Thailand takut menerima para pengamat? Itu karena kamu melakukan tindakan agresif melawan Kamboja,� kata Hun Sen. Sengketa perbatasan di kawasan kuil Preah Vihear sudah berlangsung lebih dari setengah abad. Bentrokan terjadi beberapa kali sepanjang 2008. Pada tahun yang sama UNESCO menetapkan kuil tersebut sebagai warisan dunia dan Thailand berkeberatan dengan penetapan itu . AP I BANGKOK POST I MARIA RITA |
Sponsored Links | |
Space available |
Post Reply |
|