FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Nasional Berita dalam negeri, informasi terupdate bisa kamu temukan disini |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]()
Kebijakan Menteri Pekerjaan Umum Doko Kirmanto untuk menurunkan biaya pembangunan gedung baru DPR dari Rp 1,1 triliun menjadi 777 miliar dinilai hanya akal-akalan untuk mengelabui publik.
Koordinator Investigasi dan Advokasi Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) Uchok Sky Khadafi mengatakan, yang diinginkan publik saat ini adalah penundaan pembangunan gedung. �Publik ingin penundaan. Ini hanya siasat anggota DPR saja, akal-akalan bulus untuk mengecoh rakyat,� katanya kepada okezone, Senin (9/5/2011). ![]() Dia mencontohkan, hal serupa pernah terjadi pada proyek renovasi rumah jabatan anggota DPR di Kalibata. Akibat protes keras masyarakat, DPR dan pemerintah akhirnya menurunkan biaya renovasi dari Rp 445 miliar menjadi sekira Rp 300 miliar. Namun, saat proyek berjalan tiba-tiba DPR mengajukan biaya tambahan pada APBN Perubahan sehingga totalnya tetap Rp 445 miliar. Hal senada juga disampaikan Koordinator Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Sebastian Salang. Menurutnya, pernyataan Menteri Pekerjaan Umum mempermainkan DPR dan mempermainkan masyarakat karena rencana pembangunan gedung baru ini bukan sehari dua hari lalu. Biaya pembangunan juga terus berubah dari Rp 1,8 triliun, Rp 1,3 triliun dan Rp 1,1 triliun. �Mestinya kalau hitungan mereka jauh-jauh hari sebelumnya, maka angka 1,8 triliun enggak perlu muncul 1,3 triliun dan 1,1 triliun enggak perlu muncul dan DPR tak perlu dicaci maki begitu panjang,� ujarnya. Menurut dia, DPR dan pemerintah gagal menangkap substansi penolakan publik yaitu agar program pembangunan gedung-gedung mewah dihentikan dan dialihkan ke sektor yang lebih menyentuk kepentingan rakyat. Misalnya, renovasi gedung sekolah, pembangunan jalan atau peningkatan jaminan kesehatan masyarakat. �Itulah substansi penolakan masyarakat. Toh gedung yang sekarnag sangat layak kecuali kalau sebentar lagi roboh, jadi pernyataan Menteri PU itu enggak ada gunanya, semakin melukai hati masyarakat,� katanya. Sebastian juga pesimistis jika pembangunan gedung dilanjutkan maka biaya 777 miliar seperti yang disebut Djoko tak akan melejit. �Kalau sudah berjalan sulit mengendalikan untuk kebutuhan inilah, itulah,� katanya. Sumber : okezone.com
__________________
![]() |
![]() |
|
|