Pemerintah Suriah kemarin mengatakan siap untuk mengungkap dan berhenti memproduksi senjata kimianya, sebagaimana negara-negara Barat siap untuk mendiskusikan rencana Rusia yang menyarankan agar Suriah menyerahkan senjata kimianya.
"Kami siap menyatakan di mana senjata kimia itu berada, menghentikan produksi senjata kimia, dan menunjukkan instalasinya kepada perwakilan dari Rusia, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dan negara-negara lainnya," kata Menteri Luar Negeri Suriah, Walid Muallem, dalam sebuah pernyataannya yang dikirim ke kantor berita Rusia Interfax, seperti dilansir stasiun televisi Al Arabiya, Rabu (11/9).
Muallem membuat pengumuman itu satu hari setelah dia menyambut proposal Rusia di Moskow untuk menempatkan senjata kimia Suriah di bawah kendali internasional.
Saran dari pemerintah Suriah dua hari lalu itu telah menggulingkan rencana intervensi militer Barat, di mana Presiden Amerika Serikat Barack Hussein Obama setuju untuk membahas di Perserikatan Bangsa-Bangsa cara untuk melucuti senjata kimia milik rezim Suriah.
Perdana Menteri Inggris David Cameron mengatakan Inggris, Prancis, dan Amerika akan memperkenalkan sebuah resolusi Dewan Keamanan PBB pada Selasa, yang mencakup sebuah jadwal yang tepat bagi rezim Assad untuk menyerahkan senjata kimianya.
Cameron mengatakan kepada parlemen Inggris bahwa usulan Rusia harus dipertimbangkan secara serius, tetapi juga harus diuji dengan baik demi memastikan mereka tidak melakukan sebuah tipu muslihat.
Pejabat Amerika tidak disebutkan namanya kemarin juga menyebut agar terus melanjutkan tekanan dan ancaman militer sehingga rezim pemerintahan Suriah dapat memenuhi janjinya untuk menyerahkan senjata kimianya.
Tapi Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa pertama kekuatan Barat harus meninggalkan ancaman militer sehingga Suriah dapat menyerahkan senjata kimianya.
"Usulan Rusia dapat bekerja hanya jika kita mendengar bahwa pihak Amerika dan semua pihak yang mendukung Amerika dalam pengertian ini menolak menggunakan kekuatan," ujar Putin.
Dia mengatakan dirinya berharap rencana itu akan menjadi langkah yang baik terhadap resolusi damai dalam mengatasi krisis ini.