|
Post Reply |
Tweet | Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]() ![]() Beberapa saat sebelum meninggal, Holly Angela sempat meminta tolong pada ibu angkatnya. Ia menghubunginya melalui telepon. "Mah, telepon saya," begitu kata Holly kepada Mamahnya seperti ditirukan adik angkatnya, Inal, saat menjenguk jenazah Holly di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, Selasa 1 Oktober 2013. Holly merupakan korban pembunuhan di Apartemen Kalibata City, Senin malam 30 September. Dia ditemukan sekitar pukul 23.00 dengan luka parah. "Mamah bilang Mba Holly teriak-teriak minta tolong. Lalu telepon terputus." Permintaan tolong Holly itu terjadi sekitar pukul 22.00. Saat itu Inal sedang menjaga warung di Manggarai. Saat mendengar cerita ibunya itu, dia bergegas ke apartemen Kalibata City. Setiba di apartemen, sudah ada kakak angkatnya, Hasan, dan dua satpam. Mereka tak berani masuk karena pitu apartemen terkunci. Mereka takut, ini urusan rumah tangga. Ia pun menggedor-gedor pintu dari luar sambil memanggil kakaknya. Dari dalam, kata Inal, seperti ada suara laki laki dan benda tumpul yang dipukul. "Saya ajak satpam mendobrak pintu," katanya. Selanjutnya ia menemukan Holly telungkup bersimbah dararah di dekat kasur. Darah segar mengalir dari kepalanya. "Kami sempat lihat ada orang yang lari ke balkon dan loncat, tapi tak jelas," katanya. Dalam kondisi panik, mereka menolong Holly dan membawanya ke Rumah Sakit Tradipa, Pasar Minggu. "Sampai di sana dokter bilang sudah meninggal," kata Inal sambil menunjuk bercak darah di sepatu hitam yang masih digunakan sejak semalam. Tak lama kemudian polisi datang. Jenazah Holly dibawa ke unit otopsi RSCM. Keluarga mulai berdatangan dari Jawa Tengah. "Renacanya Holly akan dimakamkan di Salatiga. Kami menunggu suami Kak Holly datang dari Australia," katanya. (adi) |
Sponsored Links | |
Space available |
Post Reply |
|