Jakarta - Menjelang penghujung tahun 2013, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) meraih penghargaan sebagai tokoh pluralisme 2013. Ia lalu berbagi kisah seputar penolakan warga terhadap Lurah Lenteng Agung Susan Jasmine Zulkifli.
Penghargaan itu diterima Jokowi saat menghadiri acara Kaleidoskop Politik 2014: Tiga Blok Utama yang diselenggarakan di Galery Cafe TIM, Jl Raya Cikini, Jakarta Pusat, Senin (30/12/2013).
Dalam acara itu, Jokowi menyampaikan cerita tentang Lurah Susan. "Pertama, ada kelompok saat itu datang ke saya dari warga yang menyampaikan menolak Lurah Susan karena masalahnya di Lenteng Agung itu mayoritas muslim. Nah saya sudah bilang, di hari pertama tidak. Datang lagi, saya sampaikan tidak," ungkap Jokowi yang terbalut kemeja warna putih ini.
Menurut Jokowi, Lurah Susan diangkat berdasarkan hasil seleksi lurah yang digelar terbuka.
"Ini masalah pemerintahan dan secara terbuka kita sudah laksanakan seleksi dan promosi yang dilakukan secara terbuka lewat good governance. Kemudian, diprotes lagi karena masalah agama. Saya bilang tidak karena sekali satu saya berikan, yang lain juga akan meminta. Misalnya di Kelapa Gading itu kan mayoritasnya warganya jamaat, bisa jadi minta lurahnya dari jamaat juga. Jadi ini bisa merembet.
Jokowi mengatakan selalu mengedepankan kemajemukan. "Makanya sejak awal saya sampaikan tidak karena ini kemajemukan, kebhinnekaan. Itu adalah anugerah yang tidak boleh kita pertentangkan karena pilar kebangsaan kita sudah final dan terus diperkuat. Jangan sampai terkurangi dan menjadi tidak baik," ujarnya.
30th December 2013
Sabet Award Tokoh Pluralisme 2013, Jokowi Cerita tentang Lurah Cantik Susan
