FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Gossip & Gallery Gossip, artist, images of unique and interesting all here. |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]() ![]() Sekali lagi, setelah Paranormal Activity, Hollywood menghadirkan film dengan gaya pseudo-documentary, yakni membuat seluruh film seakan-akan diangkat dari kejadian nyata. ![]() Judul : The Fourth Kind Sutradara : Olantunde Osunsanmi Pemain : Milla Jovovich, Elias Koteas Genre : Fiksi, Thriller Produksi : Gold Circle Rating : 3 bintang http://www.youtube.com/watch?v=vVRHOhLP-aA<object width="480" height="295"><param name="movie" value="http://www.youtube.com/v/vVRHOhLP-aA&hl=en_US&fs=1"></param><param name="allowFullScreen" value="true"></param><param name="allowscriptaccess" value="always"></param><embed src="http://www.youtube.com/v/vVRHOhLP-aA&hl=en_US&fs=1" type="application/x-shockwave-flash" width="480" height="295" allowscriptaccess="always" allowfullscreen="true"></embed></object> Sekali lagi, setelah Paranormal Activity, Hollywood menghadirkan film dengan gaya pseudo-documentary, yakni membuat seluruh film seakan-akan diangkat dari kejadian nyata. Film The Fourth Kind disajikan dalam format acara dokumenter yang menampilkan reka ulang (re-enactment) tentang misteri penculikan alien. Film itu merupakan reka ulang dari wawancara televisi seorang psikolog bernama dokter Abigail �Abby� Tyler yang berasal dari Kota Nome, Alaska, Amerika Serikat (AS). Abby yang diperankan oleh aktris Milla Jovovich menceritakan kisahnya kepada pembawa acara Olantunde Osunsanmi. Pada 2002, lewat terapi hipnosis yang dilakukan sahabatnya, dokter Abel Campos (Elias Koteas), Abby mengingat bahwa suaminya dibunuh secara brutal. Dua bulan sejak kematian sang suami, pembunuhnya belum juga diketemukan. Karena mendiang suami Abby berprofesi sebagai psikolog juga, Abby merasa memiliki tanggung jawab untuk melanjutkan pekerjaan sang suami dan mengambil alih mengurus para pasien. Beberapa pasien Abby mengeluh mengalami gangguan tidur, dan anehnya, semua mengaku pernah melihat sosok mirip burung hantu putih di jendela rumah mereka. Seorang pasien bernama Tom setuju menjalani terapi hipnosis, dan pada saat berada dalam keadaan tidak sadar itu, Tom terlihat sangat ketakutan namun tidak mampu menjelaskan hal apa yang membuatnya begitu takut. Malam harinya, Abby dipanggil oleh sherif August untuk menenangkan Tom yang panik dan kalut menyandera istrinya. Sayang, Abby tidak berhasil membujuk Tom yang menembak istrinya lalu dia bunuh diri. Atas kejadian itu August, mengawasi ketat sang psikolog. Abby kemudian memanggil dokter Campos yang setuju membantunya. Mereka terkejut saat mendengar rekaman jurnal Abby yang memuat percakapannya dengan sesuatu yang bersuara aneh. Padahal Abby tidak pernah ingat mengalami kejadian itu. Dia pun lalu menghubungi kenalan mendiang suaminya, yaitu dokter Odusami, seorang ahli bahasa Sumeria kuno. Abby mendapat telepon dari istri Scott, salah satu pasiennya. Scott lalu seperti kesurupan dan melayang dari tempat tidur. Tanpa sadar, menurut pengakuan Abby, dia, Campos, dan Odusami sempat diculik oleh alien. August pun memerintahkan penahanan terhadap Abby. Namun kejadian aneh sekali lagi terjadi. Putri Abby, Ashley, tiba-tiba menghilang tanpa jejak, dan Abby menduga alien telah menculiknya. Rekaan dan Rekayasa Jangan tertipu dengan segmen wawancara yang menampilkan narasumber yang direka ulang kisahnya. Sebab wawancara yang seakan dibuat seperti potongan adegan (footage) kisah nyata itu sebenarnya juga rekaan dan rekayasa belaka sang sutradara Olantunde Osunsanmi, yang berperan sebagai pewawancara. Film ini adalah karya kedua Olantunde setelah film horor berjudul WIthIN pada 2005. Konsep dokumenter ini cukup revolusioner, namun juga dapat membingungkan penonton. Dua, bahkan empat, adegan yang berada dalam satu frame menggambarkan kejadian nyata dan kejadian reka ulang yang didramatisasi. Beberapa nama disamarkan, seperti Sherif August yang diperankan oleh Will Patton. Bahkan pada akhir kisah disebutkan bahwa August menolak keterlibatannya dalam film itu, dan Campos serta Odusami membenarkan kejadian yang dialami oleh Abby. Namun, hasil riset sebuah koran investigasi di AS menemukan bahwa tidak ada nama psikolog Abby Tyler pada 2000-an (saat wawancara ketika film ini dibuat) di Kota Nome, Alaska. FBI juga tidak banyak mengadakan kunjungan seperti yang disebutkan dalam film. Dengan konsep faux-reality atau realitas palsu seperti yang ditampilkan dalam film ini, Hollywood tampaknya ingin memuaskan rasa penasaran penonton yang ingin melihat realitas kedekatan dengan fakta dari film-film yang mengaku berdasarkan kisah nyata. Padahal, sebenarnya film ini sepenuhnya fiksi belaka. ryb/L-2 Terkait:
|
#2
|
||||
|
||||
![]()
PRAONE...!!
Kalo Paranormal Activity gw dah nonoton ndan..yang ini kek nya harus juga ni.....:courage: |
#3
|
|||
|
|||
![]()
--- ini pilem horor ya??
--- ane takuttt ndannnnn......... kabuurrrrrrrrr ![]() --- ditunggu testimoni yg dah nonton ![]() |
![]() |
|
|