Rini Sugianto (rns/inet)
Cimahi - Dari sekian banyak jago animator dunia yang dihadirkan di Baros International Animation Festival (BIAF) 2014 di Cimahi, Rini Sugianto mungkin yang paling dinantikan. Terbukti, sesi
talkshow dengan animator di balik film Tintin dan The Avengers ini heboh dan ramai
audience.
Sebelum Rini naik ke atas panggung, hadirin yang sebagian besar terdiri dari pelajar dan pelaku animasi sudah memadati hall tempat acara berlangsung. Bahkan banyak di antaranya yang tidak kebagian duduk, rela berlesehan.
Dalam talkshow-nya, Rini bercerita bagaimana awal mula dirinya merintis karir di bidang animasi. Dia awalnya iseng melamar ke Weta Digital, sebuah studio animasi di Selandia Baru. Saat itu Weta mencari animator untuk penggarapan Tintin.
Tak disangka, Weta menyukai karya wanita yang bekerja di dunia animasi sejak 2005 ini. Akhirnya Rini yang sejak kecil sangat menyukai komik Tintin itu pun resmi direkrut untuk terlibat dalam penggarapan film sang jurnalis berjambul khas tersebut.
Keterlibatannya dalam film The Adventure of Tintin: The Secret of Unicorn, menjadi kiprahnya pertama kali di kancah perfilm-an. Setelah itu, karya animasinya pun mejeng di banyak film laris, sebut saja The Hobbit: An Unexpected Adventure, The Avengers, Ironman 2, The Hunger Games, The Hobbit 2: The Desolation of Smaug dan yang terbaru Teenage Mutant Ninja Turtle.
Dikatakan wanita yang kini tinggal di San Francisco, Amerika Serikat ini, tantangan terbesar dalam dunia animasi adalah tetap menghasilkan karya yang bagus. Industri animasi menurutnya sangat kompetitif. Portfolio yang bagus lah yang akan menang.
"Kompetisinya tinggi. Gak dilihat kamu gelarnya apa, yang penting karyanya. Misalnya lulusan SMK bagus portfolionya dibandingkan yang S1, maka yang di-
hire yang lulusan SMK. Jadi hasil kerja yang dilihat," kisah Rini menceritakan pengalamannya