Login to Website

Login dengan Facebook

 

Post Reply
Thread Tools
  #1  
Old 10th December 2014
Gusnan's Avatar
Gusnan
Moderator
 
Join Date: Jun 2013
Posts: 27,623
Rep Power: 49
Gusnan memiliki kawan yg banyakGusnan memiliki kawan yg banyakGusnan memiliki kawan yg banyak
Default Film 'Senyap: The Look of Silence' dilarang diputar di Malang





- Film 'Senyap: The Look of Silence' rencananya akan diputar dan didiskusikan di tujuh lokasi di Malang Raya dalam rangka memperingati Hari Hak Asasi Manusia (HAM) 10 Desember. Film garapan Joshua Oppenheimer yang sebelumnya sukses dengan Killing of Act itu akan diputar secara bergiliran di tempat yang berbeda.

Pemutaran di Malang yang rencananya dimulai malam ini mendapat peringatan untuk tidak dilanjutkan dari pihak berwajib. Beberapa petugas telah melakukan peninjauan di lokasi, salah satunya di Warung Kelir dan menanyakan soal perizinan.

Film 'Senyap: The Look of Silence' menceritakan tentang para pelaku pelanggaran HAM di Indonesia, khususnya mengenai aktivitas penghilangan orang yang dianggap berbeda aliran politik. Seperti film Killing of Act film ini bersetting tentang peristiwa pembantai bersetting peristiwa G/30/PKI tahun 1965.

Letkol Gunawan Wijaya, Komandan Kodim 0833 Malang saat dikonfirmasi mengaku akan melihat perkembangan di lapangan. Saat pemutaran akan kita lihat isinya, kalau memang provokatif akan diambil tindakan.

"Nanti akan kita pantau kalau nanti provokatif mengajak orang ya akan kita larang. Apalagi katanya diputar di seluruh Indonesia. Kalau akan menimbulkan instabilitas kita akan larang. Ini sesuatu yang perlu kita waspadai," katanya di kantornya, Kodim 0833, Rabu (10/12)

Gunawan menegaskan bahwa dirinya tidak pernah benci dengan anak-anak atau para keturunan gerakan terlarang apapun. Namun yang dilarang adalah ideologinya.

"Ada tahapan-tahapan yang kita lakukan, persuasif, kalau diimbau dengan cara baik-baik tidak bisa ya nanti kita lihat saja," katanya.

Film dokumenter ini mengungkap fakta-fakta yang digali dari keluarga korban dan termasuk juga pengakuan pelaku. Film ini menjadi film rekonsiliasi kultural yang melibatkan banyak sisi, seperti kalangan sastra dan seni.

Rencanaya dalam acara nonton bersama itu akan menghadirkan pembicara Harris El-Mahdi (Sosiolog UB), Hasan Abadi (Intelektual Muda NU) dan keluarga korban peristiwa HAM 1965.

Sementara itu dua pemutaran di dua tempat, yakni di Universitas Brawijaya dan Warung Unyil batal. Tidak diperoleh keterangan pasti tentang pembatalan tersebut.

Sponsored Links
Space available
Post Reply

« Previous Thread | Next Thread »



Switch to Mobile Mode

no new posts