Sorotan negatif pada krisis politik pertama di era Presiden Joko Widodo tak hanya muncul dari dalam negeri. Media-media asing yang sempat euforia selepas mantan gubernur DKI ini terpilih, sekarang mulai menyoroti aspek kepemimpinannya.
Khususnya ketika masalah pemilihan calon Kapolri berlarut-larut, sehingga memicu konflik terbuka antara Korps Bhayangkara dengan Komisi Pemberantasan
Korupsi. Penangkapan Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto oleh Bareskrim kemarin (23/1), dilansir oleh banyak media internasional.
Contoh yang kini secara kritis menyoroti kepemimpinan Jokowi adalah majalah bergengsi the Economist. Pada laporan terbaru hari ini, Sabtu (24/1), bacaan para pemimpin dunia ini melansir laporan bertajuk "Jokowis Jinks" (Manuver Elakan Jokowi).
Kolom ini menyoroti ribuan relawan Jokowi selama masa kampanye, yang kini beralih mengkritiknya karena berkukuh mengangkat Komjen Budi Gunawan sebagai Kapolri.
"Penunjukan Budi menjadi noda pertama terkait kepemimpinan Jokowi di tahun pertama menjabat," seperti tertulis dalam laporan tersebut.
Economist pun menyoroti politik luar negeri Jokowi yang serampangan, karena meremehkan kemarahan Belanda, Brasil, maupun Australia, sesudah warganya dieksekusi mati lantaran menjadi kurir narkoba.
Majalah yang dulu memuji Jokowi sebagai pemimpin potensial bukan dari elit politik lama Indonesia ini, mengingatkan bahayanya serampangan tampil garang di panggung internasional. Di tengah potensi gangguan bilateral muncul, masalah polri vs KPK dapat semakin menggerus popularitasnya.
"Jokowi ingin dilihat sebagai pemimpin yang tegas. Tapi membuktikan diri bisa mengendalikan manuver para elit akan lebih meyakinkan dibanding mengeksekusi mati kurir narkoba rendahan," kritik Economist.
Posisi kaku Indonesia dalam menghukum mati warga asing, turut dikritik Deutsch-Welle. Media terkemuka Jerman ini
selanjutnya