HISTERIS - Orangtua dan saudara korban menangis histeris di Rumah Sakit Sanglah, Bali.
- I Gusti Gede Putu Oka (61) menangis histeris di lorong Instalasi Kedokteran Forensik
RSUP Sanglah,
Bali, Jumat (23/1/2015) siang. Istrinya, Jero Nyoman Kerta (60), tertekan hingga pingsan sehingga harus diberi nafas bantuan dengan tabung oksigen. Sesekali Oka berteriak menyebut nama Bhatara (Tuhan) untuk mencabut nyawanya. "Ratu Bhatara....Tagih je urip tiang mangkin, sampunang panak sareng cucu tiang (Ratu Bhatara, ambillah nyawa saya sekarang, jangan anak dan cucu saya)," teriak kakek yang tinggal di Banjar Sasih Batubulan, Gianyar.
Oka dan Kerta adalah orangtua I Gusti Putu Karpica (32) bersama istrinya Ni Gusti Ayu Raspayani (29) dan ketiga anak mereka I Gusti Putu Narendra (6), I Gusti Alit Satria Wedana (4) dan Ni Gusti Ayu Santhi Jayanti (7 bulan), tewas terpanggang di kamar 221 Hotel Tower, Jalan Gunung Rinjani No 18 Klungkung.
Manajer Hotel Tower, Heri Widiatmoko, baru mengetahui tewasnya satu keluarga pada Jumat pukul 06.15 Wita. Penemuan ini berawal dari adanya air merembes keluar dari kamar 221 disertai bau asap. Heri langsung menuju lantai dua dan mengetuk pintu kamar beberapa kali tapi tak dibuka penghuninya.
Kecurigaan Heri pun makin menjadi-jadi dan memilih mengambil kunci cadangan. “Saat dibuka, kamar dalam kondisi gelap karena asap dan kondisi lampu mati. Ia melihat lima korban meninggal dengan kondisi terbakar. Pak Heri langsung melapor ke polisi,” jelas resepsionis Hotel Tower, Kadek Putra (28), kepada Tribun
Bali.
Kadek Putra mengaku, satu keluarga tersebut tercatat masuk hotel sejak Kamis (22/1/2015) pukul 19.15 Wita, dan yang menerima adalah Heri dan karyawan hotel Ni Kadek Aprianti. Ketika memesan kamar dan dimintai identitasnya, Gusti Karpica alias Gusde tak membawa KTP karena dijadikan sebagai jaminan menyewa mobil.