
Jaksa Agung Prasetyo
Jakarta - Rencana Jaksa Agung Prasetyo untuk mengeksekusi mati 2 WN Australia Andrew Chan dan Myuran Sukumaran langsung mendunia dalam hitungan jam. Pernyataan itu ia lontarkan kepada anggota Komisi III DPR dan diterima baik oleh anggota dewan.
"Kita sedang cari waktu tepat untuk lakukan eksekusi berikutnya untuk warga Prancis, Ghana, Cordova, Brasil, Filipina, Australia, dan satu orang WNI. Tempatnya mungkin kami tetap memandang Nusakambangan sebagai tempat ideal," tutur Prasetyo dalam rapat kerja di Komisi III, Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (28/1/2015).
Pernyataan tersebut ia sampaikan siang ini. Dalam hitungan jam, rencana itu langsung mendunia. Seperti diberitakan media Australia, abc.net.au yang menuliskan judu
l 'Bali Nine: Australians Myuran Sukumaran and Andrew Chan not yet listed for next round of executions, Indonesia says'. Adapun The Sydney Morning Herald menuliskan berita dengan judul
'Indonesian Attorney-General deals blow to Bali nine's Andrew Chan and Myuran Sukumaran.
Demikian juga dari media Inggris, The Guardian yang menurunkan berita dengan judul
'Bali Nine: doubts over claim Australian pair will be in next group to be executed'. Media ini juga mengutip pernyataan Prasetyo di DPR soal rencana itu.
"We are still finding the right time for the next executions of citizens of France, Ghana, Cordova, Brazil, the Philippines, Australia and one Indonesian,' he reportedly told a parliamentary committee.
Sebelumnya, lembaga survei ternama Australia, Roy Morgan Research Poll dalam rilisnya menyatakan ternyata mayoritas warga Australia mendukung eksekusi mati terhadap Myuran dan Andrew di Indonesia.
"Bagaimanapun juga, ketika ditanya apakah pemerintah Australia harus berupaya lebih keras menghentikan eksekusi mati Andrew Chan dan Myuran Sukumaran, mayoritas warga Australia (62 persen) menyatakan pemerintah Australia tidak perlu berupaya lagi, dibandingkan dengan hanya 38 persen warga Australia yang menyatakan pemerintah Australia harus berupaya lebih keras," ujar Executive Chairman Roy Morgan Research, Gary Morgan.