
4th June 2011
|
 |
Ceriwis Geek
|
|
Join Date: Nov 2010
Location: PIC#01
Posts: 19,459
Rep Power: 0
|
|
Wajar SBY Marah, SMS Dikirim ke Banyak Orang
REUTERS/Pichi Chuang
Quote:
TEMPO Interaktif, Jakarta - Ketua Departemen Pembebasan Korupsi dan Mafia Hukum Partai Demokrat, Didi Irawadi Syamsuddin, menganggap wajar reaksi marah Dewan Pembina Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhonoyo (SBY) atas SMS(short message service) alias pesan pendek (sandek) berisi fitnah terhadapnya.
Begitu juga reaksi sejumlah petinggi Partai Demokrat yang membela SBY dan kemudian terkesan menuduh politikus lain yang bermain di balik penyebaran sandek itu. Salah satunya tuduhan Ramadhan Pohan yang menyebutkan politikus berinisial A sebagai pelaku penyebaran pesan pendek dan aksi-aksi lain untuk merusak Partai Demokrat.
Menurut Didi, sandek fitnah itu termasuk salah satu cara pihak luar untuk menghancurkan partainya. "Kenapa tiba-tiba muncul isu ini," kata Didi, Jumat, 3 Juni 2011.
Menurut anggota Komisi Hukum DPR ini, untuk mengetahui penyebar sandek yang nomornya menunjukkan kode asal Singapura (+65) itu tidaklah sulit. Pasalnya, penjualan nomor telepon baru tak dilakukan sembarangan di Singapura. Setiap orang luar yang membeli harus menunjukkan paspornya untuk kemudian dicatat nomornya. "Beda sama kita, beli nomor lalu daftar sendiri, kalau di sana tak bisa dimanipulasi," kata Didi.
Menurut Didi, penyebar sms itu tentu juga sudah menyiapkan modal cukup. Jika semua anggota Dewan dan tokoh-tokoh lainnya dikirim sandek serupa, tentu biaya yang dikeluarkan tidak sedikit karena menyedot biaya sms internasional. "Kalau anggota DPR 560 saja sudah berapa biaya yang dikeluarkan. Saya, kan, dapat langsung dari nomor itu," kata Didi. "Itu tersebar banyak, maka wajar kalau reaksi SBY begitu," kata Didi.
Persoalannya adalah penerima sms yang kemudian memanfaatkan untuk menyebarkan sms fitnah yang menimbulkan kebencian itu. "Itulah langkah yang dilakukan polisi sekarang. Mungkin ada pihak lain lagi yang menyebarkannya,"ujarnya.
Soal siapa di balik sandek fitnah itu, Didi enggan mengomentari lebih jauh. Menurut dia, dugaan Mr. A yang dilontarkan Ramadhan Pohan, rekannya di Partai Demokrat adalah dugaan pribadi. "Yang tahu Bang Pohan mengenai itu. Mengapa dia mengindikasikan itu, dia juga yang tahu," kata Didi.
MUNAWWAROH
|
|